Pemetaan Kompetensi Dasar sesuai Tema


Pemetaan Kompetensi Dasar sesuai Tema




Oleh :

Annisa Diva Siti Nurbarani
1701414004




Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Cokroaminoto Palopo
2018/2019


1.1 Pemetaan Kompetensi Dasar
Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi-kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih.
            Dalam melakukan pemetaan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.
1.      Mempelajari kompetensi inti dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan mengidentifikasi kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran yang dapat dipadukan. Setelah itu melakukan penetapan tema pemersatu.
Contoh format pemetaan cara pertama adalah menjabarkan Kompetensi inti dan Kompetensi dasar ke dalam indikator, melakukan kegiatan penjabaran kompetensi inti dan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran ke dalam indicator. Menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, dilanjutkan dengan mengidentifikasi kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran yang cocok dengan tema yang ada. (Trianto. Pembelajaran Tematik. Hlm 324)
       Dalam penentuan tema, dapat ditentukan sendiri oleh guru dan/atau bersama siswa. Dengan demikian, untuk menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu:
a)      Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa;
b)      Memulai dari yang termudah menuju yang sulit;
c)      Dari sederhana menuju ke yang kompleks;
d)     Dari yang konkret menuju ke yang abstrak;
e)      Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada siswa;
f)       Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya.
       Ruang lingkup tema yang ditetapkan sebaiknya tidak terlalu luas atau terlalu sempit. Tema yang terlalu luas bisa dijabarkan lagi menjadi anak tema atau subtema yang sifatnya lebih spesifik dan lebih konkret. Anak tema atau subtema yang sifatnya lebih spesifik dan lebih konkret. Anak tema atau subtema tersebut selanjutnya dapata dikembangkan lagi menjadi suatu materi/isi pelajaran.
1.2 Menentukan Tema
       Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Depdiknas, 2007). Selanjutnya menurut kunandar (2007:311), tema merupakan alat atau wadah untuk mengedepankan berbagai konsep kepada anak didik secara utuh.
a.       Cara penentuan tema
            Alwasilah, dkk (1998:16) menyebutkan bahwa tema dapat diambil dari konsep atau pokok bahasan yang ada di sekitar lingkungan siswa. Oleh karena itu, tema dapat dikembangkan berdasarkan minat dan kebutuhan siswa yang bergerak dari lingkungan terdekat siswa, kemudian beranjak ke lingkungan terjauh siswa.
Beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam menentukan tema yaitu:
  1. Bersifat Fertil, artinya tema tersebut memiliki kemungkinan keterkaitan yang kaya dengan konsep lain. Tema yang bersifat fertil ini biasanya berupa pola atau siklus.
  2. Tema sebaiknya dikenal oleh siswa atau bersifat familiar sehingga siswa dapat dengan mudah menemukan kebermaknaan dari hubungan antar konsepnya.
3.      Tema memungkinkan untuk dilakukannya eksploitasi dari objek atau kejadian nyata dan dekat dengan lingkungan keseharian siswa sehingga pengembangan pengetahuan dan keterampilan dapat dilakukan. Selain itu juga, tema yang diambil dari dunia nyata memungkinkan siswa melakukan penerapan konsep serta memperoleh pengalaman nyata. (Majid Abdul. Pembelajaran Tematik Terpadu. Hlm. 100)
Di samping itu, pemilihan tema yang tepat akan membuat guru  dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat disiapkan sekaigus dan diberikan dalam 2 atau 3 kali pertemuan pembelajaran. (Suyanto dan Asep Jihad. Menjadi Guru Profesional. Hlm.202)
Menurut BSNP (2006), setelah ditemukan tema yang berfungsi sebagai pemersatu atau paying antarbidang studi yang dipadukan, dilakukan pemetaan dengan membagi habis kompetensi dasar dan indicator berdasarkan hasil analisis terhadap kompetensi dasar yang telah ditentukan sebelumnya. Kemudian dibuat diagram kaitan (jaringan) antara tema dengan kompetensi dasar dan indicator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini selanjutnya dijabarkan dalam satu pembelajaran yang memuat aktivitas belajar siswa. (Majid Abdul. Pembelajaran Tematik Terpadu. Hlm. 101)
1.3 Prinsip Penentuan Tema
Dalam menetapkan tema perlu diperhatikan beberapa prinsip yaitu:
         a)         Memperhatikan lingkungan yang terletak dengan siswa
         b)         Dari yang termuda menuju ke yang sulit;
         c)         Dari yang sederhana menuju ke yang kompleks;
         d)         Dari yang konkreat menuju ke yang abstrak;
         e)         Tema yang dipili harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa;
          f)         Ruang lingkup tema harus disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuanya.
1.4  Menetapkan Jaring Tema KD/Indikator
            Setelah melakukan pemetaan, dapat dibuat jaringan tema, yaitu menghubungkan kompetensi dengan tema pemersatu, dan mengembangkan indikator pencapaianya untuk setiap kompetensi dasar yang terpilih. Dengan jaringan tema tersebut, akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar, dan indikator dari setiap mata pelajaran.
            Buatlah jaringan tema yaitu menhubungkan kompetensi dasar dan indikator  dengan tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat jaringan antar tematersebut akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajan. Jaringan tema ini dapat di kembangakan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema.
Lonning mengungkapkan bahwa untuk merancang pembelajaran terpadu model webbed hendaknya memperhatikan langkha-langkah berikut:
         a)         Menentukan atau memilih tema sentral
         b)         Mengindentifikasi konsep-konsep yang akan dibahas
         c)         Memilih kegiatan pembelajaran yang sesuai 
         d)         Menyusun jadwal kegiantan secara sistematis
            Menetapkan tema sentral hendaknya berorientasi pada kondisi fisik lingkungan siswa dan masalah yang dihadapi oleh masyarakatnya (Kovalik, 1994). Diharapkan siswa mengenal dan mencintai masyarakatnya sehingga tidak terisolasi dari kehidupan asalnya.
Untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran terpadu, guru merencanakan penjelajahan tema dengan memberikan kesempatan kepada  siswa untuk berbicara, bertanya, membaca, dan menulis sehingga dapat mengembangkan kreativitasnya.         (Majid Abdul. Pembelajaran Tematik Terpadu. Hlm. 105-106).







2.1 Kesimpulan
Pemetaan kompetensi dasar dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran yang pengembangannya dimulai dengan menentukan topik tertentu sebagai tema atau topik sentral. Setelah tema ditetapkan, selanjutnya tema itu dijadikan dasar untuk menentukan dasar sub-sub tema dari bidang studi lain yang terkait.

2.2 Saran
Agar tujuan proses pembelajaran dapat dicapai sesuai dengan yang diinginkan, guru harus menggunakan pendekatan tematik agar didalam apikasinya tidak terjadi kekeliruan sehingga berpengaruh pada keluaran hasil bagi peserta didik.



DAFTAR PUSTAKA
Majid, Abdul. 2014.  Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset.
Trianto. 2011. Pembelajran Tematik. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.
Suyanto dan Asep Jihad. Menjadi Guru Profesional. Erlangga. Halaman 202.

No comments:

Post a Comment