Membuat dan Langkah-langkah Membuat Jaring-jaring Tema


Membuat Jaring-jaring Tema dan Langkah-langkah Membuat Jaring-jaring Tema




Oleh :

Annisa Diva Siti Nurbarani
1701414004




Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Cokroaminoto Palopo
2018/2019

1.1 Pengertian Membuat Jaring-jaring Tema
Membuat jaringan tema merupakan bagian integral dari model pembelajaran terpadu yang banyak digunakan dewasa ini. Lebih spesifik lagi, pembuatan jaringan tema merupakan implementasi dari penerapan pembelajaran terpadu model Webbed. Pembelajaran terpadu model Webbed adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menetukan tema tertentu. Tema dapat ditentukan dengan negosisasi guru dan siswa, tetapi dapat pula diskusi sesama guru. Setelah tema tersebut disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang studi (Trianto 2007). Pengembangan tema menjadi sub-sub tema serta pola keterkaitannya inilah yang kemdian membentuk jaringan tema. (Trianto. 2007. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik.).
Membuat jaringan tema merupakan bagian integral dari model pembelajaran terpadu yang banyak digunakan. Dalam pembelajaran terpadu, ekplorasi topik/tema menjadi alat pemacu utama bagi pelakasananya. Untuk pemilihan topik atau tema serta menghubungkan satu tema ke tema lainnya menjadi persolaan pentingyang harus dikuasai oleh maupun siswa-siswi.

1.2 langkah- langkah Pembuatan Jaringan Tema
Pembuatan jaringan tema melalui beberapa tahapan. Langkah-langkah yang harus dilalui diantaranya :
         1.         Tentukan terlebih dahulu tema. Cara menetukan tema bisa dilakukan dengan dua cara
ð       Cara pertama, mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menetukan tema.
ð       Cara kedua, menentukan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan. Untuk menentukan tema tersebut, guru dapat bekerjasama dengan siswa-siswi sehingga sesuai dengan minat serta kebutuhan mereka.
         2.         Menginvetarisasi materi-materi yang masuk/sesuai dengan tema yag telah ditentukan.
         3.         Mengelompokkan materi-materi yang sudah diinventarisasi ke dalam rumpun mata pelajarannya masing-masing.
         4.         Menghubungkan materi yang telah dikelompokkan dalam rumpun mata pelajaran dengan tema.(Sugiyar dkk.LAPIS PGMI.2009.hlm 9)

Berikut ini contoh jaringan tema untuk kelas I sekolah dasar.
Tema 1 : Diri Sendiri
Mapel
Kompetensi Dasar
PPKn
KD 1 dan 2
1.1. Menerima keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan beragama sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan rumah dan sekolah
2.1. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru sebagai perwujudan nilai dan moral Pancasila
KD 3 dan 4                         
3.2. Mengenal tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah maupun di sekolah
3.3. Mengenal keberagaman karateristik individu di rumah dan di sekolah
4.2. Melaksanakan tata tertib di rumah dan di sekolah
Bahasa Indonesia
KD 1 dan 2
2.1. Memiliki kepedulian dan rasa ingin tahu terhadap keberadaan wujud dan sifat benda melalui pemanfaatan bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah
2.2. Memiliki rasa percaya diri terhadap keberadaan tubuh melalui pemanfaatan bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah

KD 3 dan 4
3.4. Mengenal teks cerita diri/ personal tentang keberadaan keluarga dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman
4.4. Menyampaikan teks cerita diri/ personal tentang keluarga secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian
Matematika
KD 1 dan 2
2.2. Menunjukkan perilaku teliti dan peduli dengan menata bendabenda di sekitar ruang kelas berdasarkan dimensi (bangun datar, bangun ruang), beratnya, atau urutan kelompok terkecil sampai terbesar.

KD 3 dan 4
3.1. Mengenal bilangan asli sampai 99 dengan menggunakan benda-benda yang ada di sekitar rumah, sekolah, atau tempat bermain
3.2. Mengenal bangun datar dan bangun ruang menggunakan benda-benda yang ada di sekitar rumah, sekolah, atau tempat bermain
3.11. Menentukan urutan berdasarkan panjang pendeknya benda, tinggi rendahnya tinggi badan, dan urutan kelompok berdasarkan jumlah anggotanya
4.5. Membentuk dan menggambar bangun baru dari bangunbangun datar atau pola bangun datar yang sudah ada
SBP
KD 1 dan 2
2.1. Menunjukkan rasa percaya diri untuk berlatih mengekspresikan diri dalam mengolah karya seni
KD 3 dan 4
3.1. Mengenal cara dan hasil gambar ekspresi
4.1. Menggambar ekspresi dengan mengolah garis, warna dan bentuk berdasarkan hasil pengamatan di lingkungan sekitar
4.3. Menggambar dengan memanfaatkan beragam media kering
4.7. Menyanyikan lagu anak-anak dan berlatih memahami isi lagu
Penjas
KD 1 dan 2
2.1. Menunjukkan perilaku percaya diri dalam melakukan berbagai aktivitas fisik dalam bentuk permainan
KD 3 dan 4
3.3. Memahami pengertian pola gerak dasar seperti gerak lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif
4.1. Mempraktikkan pola gerak dasar lokomotor yang dilandasi konsep gerak (seperti konsep: tubuh, ruang, hubungan, dan
usaha) dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan/atau tradisional
4.3 Mempraktikkan pola gerak dasar manipulatif yang dilandasi konsep gerak dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan/atau permainan tradisional






Kesimpulan
Jaringan tema adalah pola hubungan antar tema tertentu dengan sub-sub pokok bahasan yang akan diambildari berbagai bidang studi terkait.
Langkah dalam membuat jaringan tema adalah :
a.       Tentukan tema terlebih dahulu.
b.      Menginventarisasi materi-materi yang masuk/sesuai dengan tema yang telah ditentukan .
c.       Mengelompokkan materi-materi yang sudah diinventarisasik ke dalam rumpun mata pelajarannya masing-masing. 
d.      Menghubungkan materi-materi yang telah dikelompokkan dalam rumpun mata pelajaran dengan tema.
Saran
Sebagai pendidik dan calon pendidik, harus lebih banyak belajar terkait pembelajaran tematik yang terkhusus pada jaring tema.



Daftar Pustaka

Sugiyar dkk. 2009. Pembelajaran Tematik . LAPIS PGMI
Trianto. 2007. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Admin. Jaringan Tema Kelas 1. Diakses dari https://velajaran.net/jaringan-tema-kelas-i/  pada tanggal 7 Maret 2019 pukul 21:29 WITA.
Wina Sanjaya. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,. Jakarta: Kencana.

Metode Pembelajaran IPA SD


Metode Pembelajaran IPA SD




Oleh :

Annisa Diva Siti Nurbarani
1701414004




Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Cokroaminoto Palopo
2018/2019





Metode Pembelajaran IPA SD
Metode mengajar merupakan cara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Metode belajar yang dipilih menenetukan kegiatan belajar atau interaksi antara guru dan siswa. Dalam interkasi ini guru bergerak sebagai pembimbing dan siswa bergerak sebagai penerima atau yang dibimbing. Seorang guru harus menguasai metode pembelajaran untuk mempermudah siswa dalam menguasai suatu materi. Berikut ini jenis – jenis metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA:
         1.         Metode Ceramah
Ceramah merupakan penuturan bahan pelajaran yang disampaiakan secara lisan (Sudjana, 2013). Metode ini tidak selamanya jelek jika digunakan dalam pembelajaran. Metode ini lebih sesuai jika diberikan pada materi yang berbentuk pengetahuan faktual ataupun deklaratif. Metode ini akan mendapatkan hasil yang baik jika didukung dengan menggunakan media dan skenario pembelajaran yang tepat. (Sudjana, N. 2013. Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar).
Dalam mempersiapkan metode ini perlu mempertimbangkan hal sebagai berikut (Sudjana, 2013):
         a)         Tujuan yang hendak dicapai
         b)         Bahan termasuk sumber belajar yang akan diajarkan
         c)         Media, alat dan fasilitas yang akan digunakan
         d)         Jumlah murid dan taraf kemampuan siswa
         e)         Kemampuan guru dalam menguasai materi tersebut
          f)         Situasi pada waktu tersebut
Metode ceramah terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut:
        (1)        Tahap persiapan
yaitu tahapan dimana guru menciptakan kondisi belajar yang baik sebelum mengajar.
        (2)        Tahap penyajian
Tahap ini merupakan tahap penyampaian materi pembelajaran.
        (3)        Tahap asosiasi
Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan dan membandingkan bahan ceramah yang diterimanya. Pada tahap ini guru dan sswa melakukan tanya jawab
        (4)        Tahap generalisasi dan kesimpulan
Tahap ini kelas menyimpulkan hasil ceramah yang umumnya siswa mencatat bahan yang diceramahkan
        (5)        Tahap evaluasi
Merupakan tahap terakhir untuk melakukan penilaian terhadap pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan oleh guru sebelmunya.
         2.         Metode diskusi – Presentasi
Metode ini merupakan metode dengan cara menyampaikan tujuan pembelajaran IPA dengan komunikasi interaktif dalam menyampiakan ide atau pendapat dalam suatu forum ilmiah untuk membahas suatu permasalahan IPA (wisudawati, 2015). Menurut Sudjana (2013) Metode diskusi pada dasarnya merupakan kegiatan tukar menukar informasi, pendapat dan unsur – unsur pengalaman secara teratur dengan maksud mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu. (Sudjana, N. 2013. Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar).
Metode diskusi mengsyaratkan adanya beberapa hal diantaranya, masalah yang akan dibahas, kumpulan siswa atau yang melakukan diskusi, serta pemandu diskusi. Masalah yang digunakan dalam kegiatan diskusi sebaiknya adalah permasalahan dalam kehidupan sehari – hari yang dikaitakan dengan materi yang akan dibahas. Misalnya materi yang akan dibahas adalah tentang sumber daya alam. Pada saat kegiatan diskusi, siswa diberikan permasalahan terkait dengan penggunaan sumber daya alam yang berlebihan saat ini serta dampaknya bagi lingkungan.
Metode ini memiliki beberpa langkah:
1)      Persiapan
Merupakan tahapan perencaanaan sebelum melakukan diskusi, dimana guru harus mampu menentukan tujuan pembelajaran, peserta diskusi, masalah yang akan disampaikan kepada siswa serta waktu dan tempat yang dibutuhhkan untuk diskusi
2)      Pelaksanaan
Pelaksanaan dimulai dari pembentukan kelompok diskusi beserta struktur kelompoknya (ketua dan sekertaris), membagi tugas dalam diskusi, merangsang siswa untuk berpartisipasi, mencatat ide yang penting, menghargai setiap pendapat yang diajukan
3)      Tindak lanjut diskusi
Pada tahap tindak lanjut berisi kesimpulan yang dilanjtkan presentasi hasil diskusi. Sebagai seorang guru juga memberikan penilaian sebagai perbaikan untuk diksusi yang akan datang.
         3.         Metode demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode yang sering digunakan guru IPA dalam mendemontrasikan sesuatu hal. Metode ini dilakukan dengan memperagakan barang, kejadian aturan atau suatu tahapan menggunakan media atau alat peraga yang ada yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
Menurut Wisudawati (2012) dalam pembelajaran IPA, metode ini dapat dilakukan dengan menghadirkan objek nyata ke kelas, pemodelan, urutan suatu kegiatan eksperimen . Misalnya pada pembelajaran ini guru mendemonstrasikan tentang proses daur air atau pun proses tata surya. Pemodelan dapat menggunakan KIT IPA. (Wisudawati dan Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA.)
Urutan kegiatan menggunakan metode demonstrasi diawali dengan kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut. Kegiatan perencanaan dimulai dengan menentukan tujuan pembelajaran, alat dan bahan yang dibutuhkan, menyiapkan langkah – langkah pembelajaran demonstrasi. Pada tahap pelaksnaan yang dilakukan adalah dengan siswa mengamati kegiatan demonstrasi yang diberikan guru, melakukan tanya jawab untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa, selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk mencoba sehingga mereka memahami dan yakin terhadap materi tersebut. Pada tahap tindak lanjut, guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk membuat kerangka laporan.
         4.         Metode simulasi
Metode simulasi merupakan metode yang digunakan dalam pembelajaran IPA untuk mengabstraksi kenyataan yang ada dengan pemeranan yang hadir dalam bentuk peran (wisudawati, 2012). Metode ini merupakan metode yang menyenangkan yang membuat siswa merasa IPA sebagai pembelajaran yang menyulitkan, karena siswa merasa memerankan sesuatu hal. Tugas pemeranan ini membuat siswa merasa percaya diri, kreatif dan senang sehingga dapat memotivasi siswa dalam belajar. (Wisudawati dan Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA.)
Materi Pembelajaran IPA dapat menggunakan metode ini misalnya dengan melakukan simulasi proses revolusi dan rotasi bumi. Dimana siswa mensimulasikan proses tersebut dengan cara ada seorang siswa yang menjadi bulan, bumi dan matahari. Siswa yang menjadi matahari tetap diam dan membawa senter sedangkan siswa yang menjadi bumi dan bulan terus berputar sesuai proses revolusi dan rotasi bumi. Sebelum melaksankan kegiatan ini diharapkan siswa yang melakukan simulasi harus paham dengan materi yang akan disimulasikan dengan perencanaan yang matang.
Simulasi tidak hanya dapat dilakukan pada siswa yang bermain peran, namun dapat dilakukan juga dengan cara menggunakan virtual laboartory (Virtual Labs) dimana simulasi pembelajaran dapat digantikan dengan simulasi komputer (virtual labs). Simulasi komputer dalam pembelajaran IPA merupakan simulasi eksperimen – eksperimen IPA yang berada di komputer yang dapat diakses melalui internet. Metode simulasi virtual labs ini merupakan metode yang praktis dan ekonomis terhadap bahan dan alat praktikum, guru dan siswa tidak perlu lagi menyiapkan bahan dan alat tersebut, karena siswa dapat melihat secara langsung kegiatan prkatikum yang dilakukan pada program tersebut, selain itu siswa dapat mengakses secara berulang – ulang proses yang diekperimenkan jika belum begitu mengerti. (Nur Kumala, Farida. 2016. Pembelajaran IPA Sekolah Dasar)
         5.         Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan pengembangan dari metode ilmiah yang terdapat dalam IPA. Metode ini membantu siswa dalam memahami materi sesuai dengan fakta yang sebenarnya, karena siswa dapat mengamati secara langsung fakta yang ada pada sesuatu benda atau suatu proses. Metode eksperimen ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, sikap ilmiah serta keterampilan proses IPA siswa. Kemampuan berpikir akan dapat ditingkatkan melalui pertanyaan - pertanyaan yang disampaikan oleh guru sebelum melakukan kegiatan eksperimen. Pertanyaan – pertanyaan ini akan memicu siswa untuk berpikir dan mencari tahu. Sehingga sebelum menggunakan metode ini, seorang guru sebaiknya menyiapkan pertanyaan yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Sikap ilmiah dan keterampilan proses IPA dapat dikembangkan dengan cara siswa melakukan ekpserimen pastinya keterampilan proses khususnya dasar pasti sudah dilakasanakan oleh siswa. (Nur Kumala, Farida. 2016. Pembelajaran IPA Sekolah Dasar)
         6.         Metode Karyawisata
Metode karyawisata dalam hal ini bukan hanya karyawisata kunjungan ke tempat yang jauh atau ke tempat wisata, namun karyawisata disini dapat diartikan kunjungan atau belajar diluar kelas, misalnya siswa diajak guru untuk melakukan pendataan ke dinas kesehatan setempat untuk mengetahui jumlah pasien yang menderita penyakit peredaran darah seperti serangan jantung, stroke, varises dan lain lain.
Kegiatan karyawisata ini biasanya disukai oleh siswa, karena siswa belajar di luar kelas. Namun saat kegiatan karyawisata ini dilakukan perlu perhatian yang lebih besar kepada siswa, karena tingkat konsentrasi siswa di dalam kelas dan di luar kelas berbeda. Saat di luar kelas siswa cenderung kurang kondusif dibandingkan di dalam kelas. (Nur Kumala, Farida. 2016. Pembelajaran IPA Sekolah Dasar)






Kesimpulan
Metode mengajar merupakan cara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Metode belajar yang dipilih menenetukan kegiatan belajar atau interaksi antara guru dan siswa. Dalam interkasi ini guru bergerak sebagai pembimbing dan siswa bergerak sebagai penerima atau yang dibimbing. Seorang guru harus menguasai metode pembelajaran untuk mempermudah siswa dalam menguasai suatu materi.

Saran
Dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus memakai berbagai metode yang digunakan yang disesuaikan dengan materi atau tujuan yang akan dicapai. Penguasaan metode pembelajaran oleh guru akan mempermudah guru dalam menentukan suasana pembelajaran yang diinginkan sehingga pada akhirnya mampu mencapai tujuan yang diharapkan.



Daftar Pustaka
Nur Kumala, Farida. 2016. Pembelajaran IPA Sekolah Dasar.Malang: Ediide Infografika.
Wisudawati dan Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana, N. 2013. Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.