1. Bagaimana Pendapat Edward Lee
Thorndike tentang belajar?
Jawab :
Menurut Thorndike, belajar dapat
dilakukan dengan mencoba-coba. Mencoba-coba ini dapat dilakukan manakala
seseorang tidak tahu bagaimana harus memberikan respon. Karakteristik belajar secara
mencoba-coba adalah sebagai berikut :
a)
Adanya
motif pada diri seseorang yang mendorong untuk melakukan sesuatu.
b)
Seseorang
berusaha melakukan berbagai macam respon dalam rangka memenuhi motif-motifnya.
c)
Respon-respon
yang dirasakan tidak sesuai dengan motifnya akan dihilangkan.
d)
Akhirnya,
seseorang mendapatkan jenis respon yang paling tepat.
Thorndike juga mengemukakan
prinsip-prinsip belajar yaitu :
a)
Pada
saat seseorang berhadapan dengan situasi yang bagi dia termasuk baru, berbagai
ragam respon maka akan ia lakukan. Respon tersebut ada kalanya berbeda-beda
sampai yang bersangkutan memperoleh respon yang benar.
b)
Apa
yang ada pada diri seseorang, baik itu berupa pengalaman, kepercayaan, sikap
dan hal-hal lain yang telah ada pada dirinya turut menentukan tercapainya
tujuan yang ingin dicapai.
c)
Pada
diri seseorang sebenarnya terdapat potensi untu mengadakan seleksi terhadap
unsur-unsur penting dari yang kurang atau tidak penting hingga akhirnya dapat
menentukan respon yang tepat.
d)
Orang
cenderung memberikan respon yang sama terhadap situasi yang sama.
e)
Orang
cenderung menghubungkan respon yang ia kuasai dengan situasi tertentu tatkala
menyadari bahwa respon yang ia kuasai dengan situasi tersebut mempunyai
hubungan.
f)
Manakala
suatu respon cocok dengan situasinya relatif lebih mudah untuk dipelajari.[9]
2.
Apakah yang dimaksud koneksionisme dalam belajar?
Jawab:
Teori belajar Thorndike di sebut “ Connectionism”
karena belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan
respon. Teori ini sering juga disebut “Trial and error” dalam rangka
menilai respon yang terdapat bagi stimulus tertentu. Thorndike mendasarkan
teorinya atas hasil-hasil penelitiannya terhadap tingkah laku beberapa binatang
antara lain kucing, dan tingkah laku anak-anak dan orang dewasa. Teori koneksionisme
adalah teori yang ditemukan dan dikembangkan oleh Edwar L. Thorndike
berdasarkan eksperimen yang ia lakukan pada tahun 1890-an. Eksperimen ini
menggunakan hewan-hewan terutama kucing untuk mengetahui fenomena belajar.
3.
Sebutkan Hukum Belajar menurut Thorndike!
a) Hukum Latihan(Law oF Exercise)
Hukum
ini mengandung 2 hal yaitu :
· The Law Of Use, yaitu hukum yang menyatakan
bahwa hubungan atau koneksi antara stimulus dan respon akan menjadi kuat bila
sering digunakan. Dengan kata lain bahwa hubungan antara stimulus dan respon
itu akan menjadi kuat semata-mata karena adanya latihan.
· The Law of Disuse, yaitu suatu hukum yang menyatakan
bahwa hubungan atau koneksi antara stimulus dan respon akan menjadi lemah bila
tidak ada latihan.
Prinsip ini menunjukkan bahwa ulangan merupakan hak yang pertama dalam belajar.
Makin sering suatu pelajaran yang diulang makin mantaplah bahan pelajaran
tersebut dalam diri siswa. Pada prakteknya tentu diperlukan berbagai variasi,
bukan ulangan sembarang ulangan. Dan pengaturan waktu distribusi frekuensi ulangan
dapat menentukan hasil belajar.
b)
Hukum
Akibat (Law of Effect)
Hukum ini juga berisikan 2 hal,
yaitu :
·
suatu
tindakan/perbuatan yang menghasilkan rasa puas (menyenangkan) akan cenderung
diulang, sebaliknya suatu tindakan (perbuatan) menghasilkan rasa tidak puas
(tidak menyenangkan) akancenderungtidakdiulanglagi. Hal inimenunjukkan
bagaimana pengaruh hasil perbuatan bagi perbuatan itu sendiri.
·
Dalam
pendidikan, hukum ini diaplikasikan dalam bentuk hadiah dan hukuman. Hadiah
menyebabkan orang cenderung ingin melakukan lagi perbuatan yang menghasilkan
hadiah tadi, sebaliknya hukuman cenderung menyebabkan seseorang menghentikan
perbuatan, atau tidak mengulangi perbuatan.
c)
Hukum
Kesiapan (The law of readiness)
Hukum ini
menjelaskan tentang kesiapan individu dalam melakukan sesuatu. Yang dimaksud
dengan kesiapan adalah kecenderungan untuk bertindak. Agar proses belajar
mencapai hasil yang sebaik-baiknya, maka diperlukan adanya kesiapan organisme
yang bersangkutan untuk melakukan belajar tersebut. Ada 3 keadaan yang
menunjukkan berlakunya hukum ini. Yaitu :
- Bila
pada organisme adanya kesiapan untuk bertindak atau berprilaku, dan bila
organisme itu dapat melakukan kesiapan tersebut, maka organisme akan
mengalami kepuasan.
- Bila
pada organisme ada kesiapan organisme untuk bertindak atau berperilaku,
dan organisme tersebut tidak dapat melaksanakan kesiapan tersebut , maka
organisme akan mengalami kekecewaan.
- Bila
pada organisme tidak ada persiapan untuk bertindak dan organisme itu
dipaksa untuk melakukannya maka hal tersebut akan menimbulkan keadaan yang
tidak memuaskan.
4. Bagaimana mengimplementasikan teori
belajar Thorndike di sekolah?
Jawab :
- Sebelum
memulai proses belajar mengajar, pendidik harus memastikan siswanya siap
mengikuti pembelajaran tersebut. Jadi setidaknya ada aktivitas yang dapat
menarik perhatian siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.
- Pembelajaran
yang diberikan sebaiknya berupa pemebelajaran yang kontinu. Hal ini
dimaksudkan agar materi lampau dapat tetap diingat oleh siswa.
- Dalam
proses belajar, pendidik hendaknya menyampaikan materi matematika dengan
cara yang menyenangkan, contoh dan soal latihan yang diberikan tingkat
kesulitannya bertahap, dari yang mudah sampai yang sulit. Hal ini agar
siswa mampu menyerap materi yang diberikan.
- Pengulangan
terhadap penyampaian materi dan latihan, dapat membantu siswa mengingat
materi terkait lebih lama.
- Supaya
peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran, proses harus bertahap
dari yang sederhana hingga yang kompleks.
- Peserta
didik yang telah belajar dengan baik harus segera diberi hadiah, dan yang
belum baik harus segera diperbaiki.
- Materi
yang diberikan kepada peserta didik harus ada manfaatnya untuk kehidupan
anak kelak setelah dari sekolah
- Cara
mengajar yang baik bukanlah hanya mengharapkan murid tahu apa yang
telah di ajarkan, tetapi guru harus tahu apa yang hendak diajarkan. Dengan
ini guru harus tahu materi apa yang harus diberikan, respon apa yang
diharapkan dan kapan harus memberi hadiah atau membetulkan respons yang
salah.