Teori Pembelajaran IPA SD
Oleh :
Annisa Diva Siti Nurbarani
1701414004
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pengetahuan
Universitas Cokroaminoto Palopo
2019
TEORI PEMBELAJARAN IPA SD
1.
Teori Belajar Piaget
Piaget
beranggapan bahwa sejak bayi lahir telah mempunyai system yang secara terus
menerus mencari dan member tanggapan terhadap suatu rangsangan dan dengan
melakukan hal tersebut secara terus menerus akan membentuk suatu kebiasaan dan
kemampuan. System tersebut pada mulanya terbatas pada kebiasaan yang memerlukan
tanggapan yang mudah seperti menghisap dan menangkap. Tetapi secara terus
menerus kebiasaan-kebiasaan ini akan berkembang menjadi lebih kompleks lebih
terkoordinasi dan lebih mempunyai tujuan. Proses yang menyebabkan terjadinya
hal tersebut dikenal sebagai adaptasi.
Adaptasi menurut Piaget bisa terjadi
apabila melalui dua proses penting yang disebut sebagai proses asimilasi dan
akomodasi. Proses asimilasi meliputi membuat tanggapan terhadap hal-hal yang
sudah diperoleh sedangkan akomodasi adalah modifikasi atau penyesuaian dari
suatu tanggapan. Dengan kata lain mengasimilasi adalah memberikan tanggapan
berdasarkan informasi atau pengetahuan yang telah ada, yang sering mengabaikan
beberapa aspek dari keadaan dengan tujuan untuk memberikankonfirmasi kepada
aspek-aspek sistemmental anak. Sedangkan mengakomodasi adalah memberikan
tanggapan kepada karakteristik atau gejala yang berasal dari luar, sebagai
akibatnya akan terjadi perubahan-perubahan pada system mental anak. (Amalia
Sapriati dkk. 2014. Pembelajaran IPA di
SD).
Menurut Piaget, ada sedikitnya tiga hal
yang perlu diperhatikan oleh guru dalam merancang pembelajaran di kelas,
terutama dalam pembelajaran IPA. Ketiga hal tersebut adalah :
a) Seluruh
anak melewati tahapan yang sama secara berurutan ;
b) Anak
mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap suatu benda atau kejadian ;
c)
Apabila hanya kegiatan fisik yang
diberikan kepada anak, tidaklah cukup untuk menjamin perkembangan intelektual
anak.
Cara Pembelajaran IPA di SD
Berdasarkan Teori Piaget
a)
Mulailah
dari hal-hal yang konkret yaitu kegiatan aktif mempergunakan pancaindra dengan
benda nyata atau konkret.
b)
Penata
awal, yaitu suatu informasi umum mengenai apa yang akan diajarkan, agar murid
mempunyai kerangkakerja untuk mengasimilasikan informasi baru ke dalam struktur
kognitifnya.
c)
Pergunakanlah
kegiatan yang bervariasi karena murid mempunyaiitingkat perkembangan kognitif
yang berbeda dan gaya belajar yang berlainan
d)
Guru
harus selalu memperhatikan pada setiap siswa apa yang mereka lakukan, apakah
mereka melaksanakan dengan benar, apakah mereka tidak mendapatkan kesulitan.
e)
Guru
memberikan kesempatan kepada anak untuk menemukan sendiri jawabanya, sedangkan
guru harus selalu siap dengan alternatif jawaban bila sewaktu-waktu dibutuhkan
f)
Pada
akhir pembelajaran, guru mengulas kembali bagaimana siswa dapat menemukan
jawaban yang diinginkan. .(Siti Nurjannah. 2016. Teori Belajar
dalam Pembelajaran IPA SD (E-Learning)).
2. Teori Belajar Ausubel
Inti dari teori belajarnya adalah belajar
bermakna. Belajar bermakna adalah suatu proses yang dikaitkan dengan informasi
baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat pada struktur kognitif seseorang.
Mengajar adalah mengembangkan potensi kognitif siswa melalui proses belajar
bermakna. Mereka yang berada pada tingkat pendidikan dasar, akan lebih
bermanfaat jika siswa diajak beraktivitas, dilibatkan langsung dalam kegiatan
pembelajaran. Sedangkan pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi, akan lebih
efektif jika menggunakan penjelasan, peta konsep, demonstrasi, diagram dan
ilustrasi.
Dalam
penerapannya di IPA SD, Ausubel membuat peta hirarki konsep-konsep dimana
konsep- konsep yang bersifat umum berada di puncak hirarki dan semakin ke bawah
konsep-konsep diurutkan lebih khusus. Hal tersebut didasarkan pada
prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Ausubel yaitu :
a)
Pengatur
awal
Pengatur awal dapat digunakan untuk
membantu mengaitkan konsep yang lama dengan konsep yang baru yang lebih tinggi
maknanya.
b)
Prinsip
Diferensiasi Progresif
Dalam diferensiasi progresif,
konsep-konsep yang diajarkan dimulai dengan konsep-konsep yang umum menuju
konsep-konsep yang lebih khusus.
c)
Prinsip
Rekonsiliasi integratif
Dalam rekonsiliasi integratif,
konsep-konsep atau gagasan-gagasan perlu diintegrasikan dan disesuaikan dengan
konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya
Ada
empat ciri peta konsep Ausubel, yakni:
1) Pemetaan
konsep merupakan suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan organisasi
dalam suatu bidang studi. Ini berlaku bukan hanya untuk bidang studi IPA
2) Suatu
peta konsep merupakan suaatu gambaran/diagram dua dimensi daari suaatu disiplin
atau suatu bagian dari suatu disiplin.
3) Dari
setiap konsep, konsep yang paling umum (inklusif) terdapat pada puncak konsep,
makin kebawah konsep-konsep menjadi lebih khusus sampai pada pemberian
contoh-contoh.
4)
Suatu peta konsep memmuat hierarki
konsep-konsep. Makin tinggi suatu hierarki yang ditunjukkan maka makin tinggi
nilai peta konsep itu.
3. Teori Vygotsky
Vygotskt
merupakan tokoh konstruktivisme social, yang mana menyatakan bahwa siswa akan
dapat lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabalia
mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah itu dengan temannya.(Farida Nur Kumala. 2016. Pembelajaran IPA Sekolah Dasar.)
Belajar yaitu suatu proses dimana seorang siswa belajar setahap demi setahap
akan memperoleh keahlian dalam interaksinya dengan orang lain. Pembelajaran
terjadi apabila anak-anak bekerja atau menangani tugas-tugas yang belum
dipelajarinya namun tugas-tugas tersebut masih dalam jangkuan kemampuannya.
Proses
pembelajaran terjadi dua tahap yaitu :
a) Terjadi
saat anak beajar secara berkolaborasi dengan orang lain
b) Dilakukan
secara individual yang didalamnya terjadi proses internalisasi
Mengajar
adalah membimbing siswa untuk mengembangkan ide-ide baru dan berkolaborasi
dengan orang lain sehingga fungsi guru sebagai pembantu dan mediator
pembelajaran siswa.
Penerapan Dalam Pembelajaran IPA SD:
1) Pembelajaran
kooperatif antar siswa tertata dengan baik
2) Pendekatannya
dalam pembelajaran menerapkan scfolding yaitu pemberian sejumlah besar bantuan
pada siswa pada awal bantuan pembelajaran sehingga siswa semakin lama semakin
bertanggung jawab terhadap pembelajarannya sendiri. Kemudian secara perlahan
bantuan tersebut dikurangi dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengambil alih tanggung jawab setelah ia mampu mengerjakan sendiri.
3) Prinsip-prinsip
dalam pembelajaran IPA SD adalah prinsip pemahaman kita tentang dunia di
sekitar kita dimulai melalui pengalaman
4)
Dikehendaki setting kelas berbentuk
pembelajaran kooperatif antar siswa, sehingga siswa dapat berinteraksi
disekitar tugas-tugas dan saling memunculkan strategi pemecahan yang efektif
4.
Teori
Belajar Bruner
Belajar
merupakan kegiatan perolehan informasi yang disebut sebagai belajar penemuan
yang merupakan berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta
pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar
bermakna. Bruner mengungkapkan bahwa
dalam proses belajar, anak sebaiknya diberikan kesempatan untuk memanipulasi
objek atau benda-benda (alat peraga). Melalui alat peraga itu, anak akan
langsung melihat bagaimana keteraturan dan pola srtuktur dari benda yang
diperhatikannya tersebut. Keteraturan yang didapat anak melaui
pengamatan/keterlibatan secara langsung tersebut kemudian oleh anak dihubungkan
dengan keterangan instuitif yang melekat padanya.
Ada
tiga tahap pembelajaran dikemukakan oleh Bruner,
yaitu :
1) Tahap
Enaktif
Anak
secara langsung terlibat dalam memanipulasi (mengotak-atik objek)
2) Tahap
Ikonik
Kegiatan
yang dilakukan anakberhubungan dengan mental yang merupakan gambaran dari
objek-objek yang memanipulasinya.
3) Tahap
Simbolik
Anak
memanipulasi simbol-simbol atau lambang objek tertentu. Anak tidak lagi terkait
objek namun sudah mampu menggunakan notasi tanpa tergantung objek riilnya. Anak
yang memulai untuk secara simbolik memproses informasi.
Menurut Bruner,
dalam prosses belajar siswa menempuh tiga tahap, yaitu:
a) Tahap
informasi (tahap penerimaan materi)
Dalam
tahap ini, seorang siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan
mengenai materi yang sedang dipelajari.
b) Tahap
transformasi (tahap pengubahan materi)
Dalam
tahap ini, informasi yang telah diperoleh itu dianalisis, diubah atau
ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrakatau konseptual.
c) Tahap
evaluasi
Dalam
tahap evaluasi, seorang siswa menilai sendiri sampai sejauh mana informasi yang
telah ditransformasikan tadi dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala atau
masalah yang dihadapi.
Penerapan Model Belajar Bruner Dalam Pembelajaran
IPA di SD :
Dalam penerapannya dalam proses pembelajaran di kelas, Bruner
mengembangkan model pembelajaran penemuan. Model ini pada prinsipnya memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memperoleh informasi sendiri dengan bantuan guru
dan biasanya menggunakan barang yang nyata. Peranan guru dalam pembelajaran ini
bukanlah sebagai seorang pemberi informasi melainkan seorang penuntun untuk
mendapatkan informasi.(Nurjannah,
Siti. 2016. Teori Belajar dalam
Pembelajaran IPA SD (E-Learning)).
5. Teori
Belajar Gagne
Menurut
Gagne,
a. Belajar
itu merupakan suatu proses yang dapat dilakukan manusia,
b. Belajar
menyangkut interaksi antara pembelajar (orang yang belajar) dan lingkungannya,
c. Belajar
telah berlangsung bila terjadi perubahan tingkah laku yang bertahap cukup lama
selama kehidupan orang itu.
Menurut
Gagne, ada 4 buah fase dalam proses belajar, yaitu:
1) Fase
penerimaan (apprehending phase)
Pada
fase ini, rangsang diterima oleh seseorang yang belajar. Ini ada beberapa
langkah. Pertama timbulnya perhatian, kemudian penerimaan, dan terakhir adalah
pencatatan (dicatat dalam jiwa tentang apa yang sudah diterimanya).
2) Fase
penguasaan (Acquisition phase)
Pada
tahap ini akan dapat dilihat apakah seseorang telah belajar atau belum. Orang
yang telah belajar akan dapat dibuktikannya dengan memperlihatkan adanya
perubahan pada kemampuan atau sikapnya.
3) Fase
pengendapan (Storage phase)
Sesuatu
yang telah dimiliki akan disimpan agar tidak cepat hilang sehingga dapat
digunakan bila diperlukan. Fase ini berhubungan dengan ingatan dan kenangan.
4) Fase
pengungkapan kembali (Retrieval phase)
Apa
yang telah dipelajari, dimiliki, dan disimpan (dalam ingatan) dengan maksud
untuk digunakan (memecahkan masalah) bila diperlukan. Jika kita akan
menggunakan apa yang disimpan, maka kita harus mengeluarkannya dari tempat penyimpanan
tersebut, dan inilah yang disebut dengan pengungkapan kembali. Fase ini
meliputi penyadaran akan apa yang telah dipelajari dan dimiliki, serta
mengungkapkannya dengan kata-kata (verbal) apa yang telah dimiliki tidak
berubah-ubah.
Menurut
Gagne, fase pertama dan kedua merupakan stimulus, dimana
terjadinya proses belajar,sedangkan pada fase ketiga dan keempat merupakan
hasil belajar. Mengajar adalah membimbing siswa untuk berinteraksi dengan
lingkungan sehingga didapati proses belajar yang mengahasilkan perubahan
tingkah laku yang melalui fase penerimaan, penguasaan, pengendapan, dan
pengungkapn kembali.
Penerapan Teori Gagne Dalam Mengajarkan IPA
di SD :
a. Mengaktifkan
motivasi (activating motivation)
b. Memberi
tahu pelajar tentang tujuan-tujuan belajar (instructional information)
c. Mengarahkan
perhatian (directing motivation)
d. Merangsang
ingatan (stimulating recall)
e. Menyediakan
bimbingan belajar (providing learning guidance)
f. Meningkatkan
retensi (enhancing retention)
g. Membantu
transfer belajar (helping transfer of learning)
h.
Mengeluarkan perbuatan (eliciting
performance) dan memberi umpan balik (providing feedback)
Pertanyaan:
Bagaimana
cara pembelajaran IPA di SD berdasarkan model bruner ?
Jawab:
Langkah-langkah cara pembelajaran/penerapan
dalam pembelajaran IPA di SD :
(1)
Sajikan
contoh dan non contoh dari konsep-konsep yang anda ajarkan. Contoh :
Misalnya dalam mengajarkan mamalia
contohnya : manusia, ikan paus, kucing, atau lumba-lumba. Sedangkan non
contohnya adalah ayam, ikan, katak atau buaya dan lain-lain
(2)
Bantu
si pelajar untuk melihat adanya hubungan antara konsep-konsep.
Contoh :
Beri pertanyaan kepada si belajar
seperti berikut ini “apakah ada sebutan lain untuk “hewan yg menyusui”?
(mamalia) “hewan mamalia hidup di?” (hewan mamalia bisa hidupdi darat maupun di
air) adakah sebutan lainnya untuk hewan menyusui tersebut?
(3)
Beri
satu pertanyaan dan biarkan siswa untuk berusaha mencari jawabannya sendiri.
Contoh : Bagaimana terjadinya embun?
Apakah ada perbedaan antar hewan karnivora,
omnivora, dan herbivora?
(4)
Ajak
dan beri semangat belajar untuk memberikan pendapat berdasarkan intuisinya.
Contoh : Beri belajar tentang
pernafasan manusia, dan menyebutkan organ-organ manusia yang digunakan untuk
bernafas.
Jangan berkomentar terlebih dahulu
atas jawaban siswa, kemudian gunakan pertanyaan yang dapat memandu si belajar
untuk berfikir dan mencari jawaban yang sebenarnya dan lain-lain.
A. Kesimpulan
Dalam
penerapannya di IPA SD, Ausubel membuat peta hirarki konsep-konsep dimana
konsep- konsep yang bersifat umum berada di puncak hirarki dan semakin ke bawah
konsep-konsep diurutkan lebih khusus. Vygotskt merupakan tokoh
konstruktivisme social, yang mana menyatakan bahwa siswa akan dapat lebih mudah
menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabalia mereka dapat saling mendiskusikan
masalah-masalah itu dengan temannya. Dalam
penerapannya dalam proses pembelajaran di kelas, Bruner mengembangkan model
pembelajaran penemuan. Model ini pada prinsipnya memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memperoleh informasi sendiri dengan bantuan guru dan biasanya
menggunakan barang yang nyata.
B.
Saran
Sebagai calon seorang guru yang nantinya akan mengajar
dalam kelas, kita harus memiliki wawasan yang luas, tentang bagaimana cara
mengajar yang menarik bagi siswa dan tidak membosankan. Semoga kita dapat
memahami dan menggunakan teori-teori serta pendekatan yang sesuai dengan
situasi dan keadaan kelas, sehingga proses belajar-mengajar dapat berjalan
dengan optimal.
Daftar Pustaka
Sapriati, Amalia dkk. 2014. Pembelajaran IPA di SD.Tangerang Selatan
: Universitas Terbuka.
Nur Kumala, Farida. 2016. Pembelajaran IPA Sekolah Dasar.Malang:
Ediide Infografika.
Nurjannah,
Siti. 2016. Teori Belajar dalam
Pembelajaran IPA SD (E-Learning).
Bagus
ReplyDelete