BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran terpadu merupakan suatu
pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek
baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya
pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh
sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan
makna bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep
yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan
antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Untuk itu guru dituntut harus mampu
merancang dan melaksanakan program pengalaman belajar dengan tepat. Manfaat
dari pembelajaran terpadu yaitu banyak topik-topik yang tertuang disetiap mata
pelajaran mempunyai keterkaitan konsep yang dipelajari oleh siswa. Sebagai
guru, harus pandai dalam memilih topik yang sesuai dalam membimbing
pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja karakteristik Pembelajaran
tematik terpadu?
2. Bagaimana Model pembelajaran tematik
terpadu?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu
Karakteristik tematik terpadu memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1.
Berpusat pada siswa
Pembelajaran
tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan
pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subyek
belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu
memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
2.
Memberikan Pengalaman Langsung pada Anak
Pembelajaran
tematik terpadu dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct
experience). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang
nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3.
Pemisahan Muatan Mata Pelajaran tidak
begitu jelas
Dalam
pembelajaran tematik terpadu pemisahan antarmuatan mata pelajaran menjadi tidak
begitu jelas. Focus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang
paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4.
Menyajikan konsep dari berbagai Muatan
Mata Pelajaran
Pembelajaran
tematik terpadu menyajikan konsep-konsep berkaitan dengan tema dari berbagai
muatan mata pelajaran yang dipadukan dalam proses pembelajaran. Dengan
demikian, siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini
diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari.
5.
Bersifat Luwes/Fleksibel
Pembelajaran
tematik terpadu bersifat luwes (fleksibel) di mana guru dapat mengaitkan dan
memadukan bahan ajar dari berbagai muatan mata pelajaran, bahkan mengaitkannya
dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan siswa berada.
6.
Hasil pembelajaran berkembang sesuai dengan
minat dan kebutuhan siswa
Siswa
diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan
minat, bakat dan kebutuhannya.
7.
Menggunakan prinsip belajar sambil
bermain dan menyenangkan.
Adapun
karakteristik dari pembelajaran tematik ini menurut TIM Pengembang PGSD, 1997
(Hesty, 2008) adalah:
a. Holistik,
suatu gejala atau peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran
tematik diamati dan dikaji dari beberapa bidang studi sekaligus, tidak dari
sudut pandang yang berkotak-kotak.
b. Bermakna,
pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek, memungkinkan terbentuknya
semacam jalinan antar schemata yang dimiliki oleh siswa, yang pada gilirannya
nanti, akan memberikan dampak kebermaknaan dari materi yang dipelajari.
c. Otentik,
pembelajaran tematik memungkinkan siswa memahami secara langsung konsep dan
prinsip yang ingin dipelajari.
d. Aktif,
pembelajaran tematik dikembangkan dengan berdasar pada pendekatan inquiri
discovery dimana siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, mulai
perencanaan, pelaksanaan, hingga proses evaluasi.(
Tim Pengembang PDSG. 1997. Pembelajaran Terpadu D-II dan S-II Pendidikan
Dasar.)
2.2
Model- model Pembelajaran Terpadu.
Menurut Robin Fogarty (1991) dalam bukunya How
to Integrate the Curricula ditinjau dari cara memadukan
konsep, keterampilan, topic, dan unit tematisnya, , terdapat
sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu . Kesepuluh
cara atau model tersebut adalah (1) Fragmented,
(2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (45 shared,
(6) webbed, (7) threaded, (8) integrated,
(9) immersed; dan (10) networked. Model-model tersebut dapat diuraikan
secara ringkas sebagai berikut:
1. Fragmented (Penggalan)
Model Fragmented adalah model pembelajaran
konvensional yang terpisah secara mata pelajaran. Hal ini dipelajari siswa
tanpa menghubungkan kebermaknaan dan keterkaitan antara satu pelajaran dengan
pelajaran lainnya. Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda dan
mungkin pula ruang yang berbeda. Setiap mata pelajaran memiliki ranahnya
tersendiri dan tidak ada usaha untuk mempersatukannya. Setiap mata pelajaran
berlangsung terpisah dengan pengorganisasian dan cara mengajar yang berbeda
dari setiap guru.
Kelemahan model ini adalah siswa tidak dapat
mengintegrasikan konsep-konsep yang sama, keterampilan serta sikap yang ada
kaitannya satu dengan yang lainnya. Keunggulan model ini adalah guru dapat menyiapkan bahan
ajar sesuai dengan bidang keahliannya dan dengan mudah menentukan ruang lingkup
bahasan yang diprioritaskan dalam setiap pengajaran.
2. Connected
(Keterhubungan)
Model Connected adalah model pembelajaran terpadu
yang secara sengaja diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep
yang lain, satu topik dengan topik yang lain, satu keterampilan dengan
keteramilan yag lain, tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang
dilakukan pada hari berikutnya, bahkna ide-ide yang dipelajari pada satu
semester berikutnya dalam satu bidang studi.
Keunggulan model ini adalah siswa dapat memperoleh
gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan juga siswa
diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan
mengasimilasi gagasan secara bertahap. Kelemahan model ini adalah guru bidang studi mungkin
kurang terdorong untuk menghubungkan konsep yang terkait karena sukarnya
mengatur waktu untuk merundingkannya atau karena terfokus pada keterkaitan
konsep, maka pembelajaran secara global jadi terabaikan.
3. Nested (Sarang)
Model Nested adalah model pembelajaran terpadu
yang target utamanya adalah materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan
berfikir dan keterampilan mengorganisasi. Artinya
memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta memadukan keterampilan
proses, sikap dan komunikasi. Model ini masih memfokuskan keterpaduan beberapa
aspek pada satu mata pelajaran saja. Tetapi materi pelajaran masih ditempatkan
pada prioritas utama yang kemudian dilengkapi dengan aspek keterampilan lain.
Model ini dapat digunakan bila guru mempunyai tujuan selain menanamkan konsep
suatu materi tetapi juga aspek keterampilan lainnya menjadi suatu kesatuan.
Dengan menggabungkan atau merangkaikan kemampuan-kemampuan tertentu pada ketiga
cakupan tersebut akan lebih mudah mengintegrasikan konsep-konsep dan sikap
melalui aktivitas yang telah terstruktur.
Keunggulan model ini adalah
kemampuan siswa lebih diperkaya lagi karena selain memperdalam materi juga
aspek keterampilan seperti berfikir dan mengorganisasi. Setiap mata pelajaran
mempunyai dimensi ganda yang berguna kelak untuk kehidupan siswa mendatang. Kelemahan
model ini adalah dalam hal perencanaan, jika dilakukan secara tergesa-gesa dan
kurang cermat maka penggabungan beberapa materi dan aspek keterampilan dapat
mengacaukan pola pikir siswa. Pada mulanya tujuan utama pengajaran adalah
penekanan pada materi, tetapi akhirnya bergeser prioritasnya pada keterampilan.
4. Sequenced
(Pengurutan)
Model Sequenced adalah model
pembelajaran yang topik atau unit yang disusun kembali dan diurutkan sehingga
bertepatan pembahasannya satu dengan yang lainnya. Misalnya dua mata pelajaran
yang berhubungan diurutkan sehingga materi pelajaran dari keduanya dapat
diajarkan secara paralel. Dengan mengurutkan urutan topik-topik yang diajarkan,
tiap kegiatan akan dapat saling mengutamakan karena tiap subjek saling
mendukung.
Keunggulan model ini adalah dalam
penyusunan urutan topik, guru memiliki keleluasaan untuk menentukan sendiri
berdasarkan prioritas dan tidak dibatasi oleh apa yang sudah tercantum dalam
kurikulum. Sedangkan dari sudut pandang siswa, pengurutan topic yang
berhubungan dari disiplin yang berbeda akan membantu mereka untuk memahami isi
dari mata pelajaran tersebut. Kelemahan model ini adalah perlu
adanya kerjasama antara guru-guru bidang studi agar dapat mengurutkan materi,
sehingga ada kesesuaian antara konsep yang ssatu dengan konsep yang lainnya.
5. Shared (Irisan)
Model shared adalah model
pembelajaran terpadu yang merupakan gabungan atau keterpaduan antara dua mata
pelajaran yang saling melengkapi dan di dalam perencanaan atau pengajarannya
menciptakan satu fokus pada konsep, keterampilan serta sikap. Penggabungan
antara konsep pelajaran, keterampilan dan sikap yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya dipayungi dalam satu tema. Model ini
berbeda dengan model sarang, dimana tema memayungi dua mata pelajaran, aspek
konsep, keterampilan dan sikap menjadi kesatuan yang utuh. Sedangkan pada model
sarang, sebuah tema hanya memayungi satu pelajaran saja.
Keunggulan model ini adalah dalam hal mentransfer konsep
secara lebih dalam, siswa menjadi lebih mudah melakukannya. Misalnya dengan
alat bantu media film untuk menanamkan konsep dari dua mata pelajaran dalam waktu
yang bersamaan.
Kelemahan model
ini adalah untuk menyususn rencana model pembelajaran ini diperlukan kerjasama
guru dari mata pelajaran yang berbeda, sehingga perlu waktu ekstra untuk
mendiskusikannya.
6. Webbed (Jaring
Laba-laba)
Model webbed adalah model pembelajaran terpadu
yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai
dengan menentukan tema tertentu. Setelah tema disepakati, maka dikembangkan
menjadi subtema dengan memperlihatkan keterkaitan dengan bidang studi lain.
setelah itu dikembangkan berbagai aktivitas pembelajatran yang mendukung.
Keunggulan model ini adalah faktor motivasi berkembang
karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat siswa. Mereka dapat
dengan mudah melihat bagaimana kegiatan yang berbeda dan ide yang berbeda dapat
saling berhubungan, kemudahan untuk lintas semester dalam KTSP sangat mendukung
untuk dapat dilaksanakannya model pembelajaran ini. Kelemahan model
ini adalah kecenderungan untuk mengambil tema sangat dangkal sehingga kurang
bermanfaat bagi siswa. Selain itu seringkali guru terfokus pada kegiatan
sehingga materi atau konsep menjadi terabaikan. Perlu ada keseimbangan antara
kegiatan dan pengembangan materi pelajaran.
7. Threaded (Bergalur)
Model Threaded adalah model pembelajaran yang
memfokuskan pada metakurikulum yang menggantikan atau yang berpotongan dengan
inti subyek materi. Misalnya untuk melatih keterampilan berfikir (problem
solving) dari beberapa mata pelajaran dicari bagian materi yang merupakan
bagian dari problem solving. Seperti komponen memprediksi, meramalkan
kejadian yang sedang berlangsung, mengantisipasi sebuah bacaan, hipotesis
laboratorium dan sebagainya. Keterampilan-keterampilan ini merupakan dasar yang
saling berkaitan. Keterampilan yang digunakan dalam model ini disesuaikan pula
dengan perkembangan usia siswa sehingga tidak tumpan tindih.
Keunggulan model ini adalah konsep berputar sekitar
metakurikulum yang menekankan pada perilaku metakognitif. Model ini membuat
siswa dapat belajar bagaimana seharusnya belajar di masa yang akan datang
sesuai dengan laju perkembangan era globalisasi. Nilai lebih dari model ini
adalah materi untuk tiap mata pelajaran tetap murni sehingga siswa yang
mempunyai tingkat pemikiran superor dapat memiliki kekuatan transfer pada
keterampilan hidup.
Kelemahan model ini adalah hubungan isi antar materi
pelajaran tidak terlalu ditunjukkan secara eksplisit sehingga siswa kurang
dapat memahami keterkaitan konten antara mata pelajaran satu dengan yang
lainnya. Guru perlu memahami keterampilan dan strategi yang digunakan siswa
agar dapat mengembangkan dirinya.
8. Integrated (Keterpaduan)
Model integrated adalah model pembelajaran terpadu yang
menggunakan pendekatan antar bidang studi. Model ini diusahakan dengan cara
menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan
menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam
beberapa mata pelajaran. Untuk membuat tema, guru harus menyeleksi terlebih
ahulu konsep dari beberapa mata pelajaran, selanjutnya dikaitkan dalam satu
tema untuk memayungi beberapa mata pelajaran, dalam satu paket pembelajaran
bertema.
Keunggulan model ini adalah siswa merasa senang dengan
adanya keterkaitan dan hubungan timbal balik antar berbagai disiplin ilmu,
memperluas wawasan dan apresiasi guru, jika dapat diterapkan dengan baik maka
dapat dijadikan model pembelajaran yang ideal di lingkungan sekolah “integrated
day”.
Kelemahan model ini adalah sulit mencari keterkaitan antara mata pelajaran
yang satu dengan yang lainnya, juga mencari keterkaitan aspek keterampilan yang
terkait. Dibutuhkan banyak waktu pada beberapa mata pelajaran untuk
didiskusikan guna mencari keterkaitan dan mencari tema.
9. Immersed (Terbenam)
Model immersed adalah model pembelajaran yang
melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu proyek. Misalnya seorang
mahasiswa yang memperdalam ilmu kedokteran maka selain Biologi, Kimia,
Komputer, juga harus mempelajari fisika dan setiap mata pelajaran tersebut ada
kesatuannya. Model ini dapat pula diterapkan pada siswa SD, SMP, maupun SMA
dalam bentuk proyek di akhir semester.
Keunggulan model ini adalah setiap siswa mempunyai
ketertarikan mata pelajaran yang berbeda maka secara tidak langsung siswa yang
lain akan belajar dari siswa lainnya. Mereka terpacu untuk dapat menghubungkan
mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya. Mata pelajaran menjadi lebih
terfokus dan siswa akan selalu mencari tahu apa yang menjadi pertanyaan
baginya, sehingga pengalamannya menjadi lebih luas. Model ini melatih
kreatifitas berfikir siswa secara bertahap dari jenjang SD hingga SMA. Bagi
siswa kelas 4 SD model ini dapat dilaksanakan pada hari HUT RI. Misalnya
merancang sebuah pesawat terbang yang seimbang lalu dipamerkan.
Kelemahan model ini adalah siswa yang tidak senang
membaca akan mendapat kesulitan utnuk mengerjakan proyek ini, sehingga siswa
menjadi kehilangan minat belajar. Guru perlu waktu untuk mengorganisir semua
kegiatan proyek yang dilaksanakan oleh siswa yang tersususn secara baik dan
terencana sebelumnya.
10. Networked (Jaringan
Kerja)
Model networked adalah model pembelajaran berupa
kerjasama antara siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau
lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya
sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber
dapat berupa buku bacaan, internet, saluran radio, TV, atau teman, kakak,
orangtua atau guru yang dianggap ahli olehnya. Siswa memperluas wawasan
belajarnya sendiri artinya siswa termotivasi belajar karena rasa ingin tahunya
yang besar dalam dirinya.
Keunggulan model ini adalah siswa memperluas wawasan
pengetahuan pada satu atau dua mata pelajaran secara mendalam dan sempit
sararannya. Hal ini umumnya muncul secara tidak sengaja selama proses
pembelajaran di kelas sedang berlangsung.
Kelemahan model ini adalah kemungkinan motivasi siswa akan berubah sehingga
kedalaman materi pelajaran menjadi dangkal secara tidak sengaja karena mendapat
hambatan dalam mencari sumber.
2.3
Model
Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar
Tentu
saja dari model-model pembelajaran terpadu seperti yang telah dikemukakan oleh
Robin Fogarty dan Jacobs diatas tidak semuanya tepat diterapkan di Sekolah
dasar di Indonesia. Menurut hasil pengkajian Tim Pengembang PGSD (1997),
terdapat tiga model pembelajaran terpadu yang nampaknya cocok atau tepat
diterapkan di sekolah dasar kita yaitu model jarring laba-laba (webbing), model
keterhubungan (connected), dan model keterpaduan (integrated). Dibawah ini
diuraikan ketiga model pembelajaran terpadu tersebut beserta kelebihan dan
kelemahan dalam pelaksanaannya.
Ada
tiga pembelajaran terpadu yang dipilih dan dikembangkan di program
Pendidikan Guru Sekolah, yaitu model
keterhubungan(connected), model jaring laba-laba(webbed), model keterpaduan
(integrated).
1. Model
Keterhubungan (Connected)
Model connected adalah model
pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahakan untuk menghubungkan satu
konsep dengan konsep lain, satu tema
dengan tema yang lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas-tugas
atau proyek yang dilakukan dalam satu
dengan tugas-tugas atau proyek
yang dilakukan pada hari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari dalam satu
semester berikutnya di dalam satu mata pelajaran. Model connected dilandasi
oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata
pelajaran tertentu. Seperti butir-butir
pembelajaran kosakata, struktur, membaca, menulis dan mengarang dapat
dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penguasaan butir-butir
pembelajaran tersebut merupakan keutuhan dalam membentuk kemampuan berbahasa
Indonesia yang baik. Hanya sasja pembentukan pemahaman, keterampilan dan
pengalaman secara utuh tersebut tidak berlangsung secara otomatis. Karena itu,
guru harus menata butir-butir pembelajaran dan
proses pembelajarannya secara terpadu. (Rusman. 2016. Pembelajaran Tematik Terpadu Teori, Praktik,
dan Penilaian.)
Kelebihan
yang diperoleh dalam model connected ini adalah adanya hubungan antara ide-ide
dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh gambaran yang lebih jelas,
menyeluruh dan luas dari konsep yang dijelaskan dan siswa diberi kesempatan
untuk melakukan pendalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan
secara bertahap. Kelemahannya Guru tidak didorong untuk bekerja
secara bersama-sama sehingga isi pelajaran tetap terfokus tanpa merentangkan
konsep-konsep dan ide-ide antara mata pelajaran. Tokoh yang
mengembangkan model connected adalah Robert Maynard Hutchins.
2. Model
Jaring Laba-laba (Webbed)
Model webbed adalah model pembelajaran
terpadu menggunakan pendekatan tematik. Model pembelajaran terpadu yang pengembangannya dimulai dengan menetukan
tema tertentu yang menjadi tema sentral bagi keterhubungan muatan berbagai mata
pelajaran. Modul pembelajaran ini menggunakan pendekatan tematik. Model ini
sejalan dengan pembelajaran tematik terpadu yang dikembangkan dalam kurikulum
2013 jenjang SD.
Model jaring laba-laba ini dimulai
dengan menentukan tema, yang kemudian dikembangkan menjadi subtemadengan
memerhatikan keterkaitan tema tersebut dengan muatan mata pelajaran yang
terkait. Dari subtema tersebut diharapkan kegiatan pembelajaran dan aktivitas
siswa dapat berkembang dengan sendirinya.
Model webbed bertolak dari
pendekatan tematis sebagai pemandu materi/bahan pelajaran dan kegiatan
pembelajaran. Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik
dalam muatan berbagai mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran.
Kelebihan dari model jaring laba-laba dalam
mengintegrasikan kurikulum adalah (1) faktor motivasi belajar siswa sebagai
hasil bentuk seleksi tema yang menarik perhatian siswa, faktor motivasi siswa
juga dapat berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat
dan kebutuhan siswa; (2) mudah dilakukan guru baik perencanaan maupun
pelaksanaannya; (3) mempermudah siswa dalam memahami materi atau muatan-muatan
mata pelajaran yang dipadukan dalam sebuah tema.
Sedangkan kekurangan model webbed adalah (1) banyak guru
sulit memilih tema. Mereka cenderung menyuguhkan tema yang dangkal, sehingga
kurang bermafaat bagi siswa; (2) guru seringkali terfokus pada kegiatan
pembelajaran, sehingga pengembangan materi atau konsep menjadi terabaikan; (3)
guru seringkali mengalami kesulitan mengembangkan tema yang telah ditetapkan.
Idealnya tema-tema yang ditetapkan berisi muatan berbagai mata pelajaran yang
diintegrasikan/dipadukan. Model webbed dikembangkan oleh Lyndon B.Johnson.
3. Model
Keterpaduan (Integrated)
Model
integrated merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan
antar-bidang studi. Model ini memadukan berbagai bidang studi berdasarkan
keterampilan, konsep, dan sikap yang saling tumpang tindih. Pemaduan sejumlah
topic dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah
topic tertentu. Topic evidensi yang semula terdapat dalam mata pelajarn
Matematika, Bahasa Indonesia, Pengetahuan Alam dan Pengetahuan Sosial, agar
tidak membuat muatan kurikulum berlebihan, cukup diletakkan dalam mata
pelajaran tertentu, misalnya Pengetahuan Alam. Contoh lain, dalam teks membaca
yang merupakan bagian mata pelajaran Bahasa Indonesia, dapat dimasukkan butir
pembelajaran yang dapat dihubungkan dengan Matematika, Pengetahuan Alam dan
sebagainya. Dalam hal ini diperlukan penataan area isi bacaan yang lengkap,
sehingga dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai butir pembelajaran dari
berbagai mata pelajaran yang berbeda tersebut. Ditinjau dari penerapannya,
model ini sangat baik dikembangkan di Sekolah Dasar. (Majid, Abdul. 2014.Pembelajaran Tematik.)
Model pembelajaran terpadu ini menggunakan pendekatan
antarmatapelajaran. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan beberapa
mata pelajaran yaitu dengan menetapkan prioritas dari kurikulum dan menemukan
keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam beberapa
mata pelajaran. Pada awalnya, guru menyeleksi konsep-konsep, keterampilan dan
nilai sikap yang diajarkan dalam satu semester dari beberapa mata pelajaran
misalnya: matematika , IPA, IPS dan bahasa. Selanjutnya dipilih beberapa konsep,
keterampilan dan nilai sikap yang memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang
tindih di antara berbagai mata pelajaran.
Kelebihan dari model ini yaitu: (1) memudahkan siswa untuk
mengarahkan keterkaitan dan keterhubungan di antara berbagai muatan mata
pelajaran; (1) memudahkan siswa untuk mengarahkan keterkaitan dan keterhubungan
di antara berbagai muatan mata pelajaran; (2) memungkinkan pemahaman antarmata
pelajaran ; (3) mampu membangun motivasi siswa. Sedangkan kelemahanya, yaitu:
(1) model ini sangat sulit diterapkan secara penuh; (2) menuntut guru kreatif,
percaya diri dan menguasai konsep, sikap dan keterampilan; (3) menghendaki tim
antarmata pelajaran yang terkadang sulit dilakukan, baik dalam perencanaan
maupun pelaksanaan. Model integrated dikembangkan oleh John Milton.
Sedangkan menurut Jacobs (1989) ada lima bentuk integrasi
dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:
1) Bentuk
discipline based adalah bentuk keterpaduan yang bertolak dari mata pelajaran
tertentu. Sebuah topic ekonomi misalnya dapat dihubungkan dengan masalah social
politik dan ilmiah.
2) Bentuk
parallel memadukan tema-tema yang sama dalam beberapa mata pelajaran. Bentuk
ini mengkondisikan keterpaduan yang kurang mendalam.
3) Bentuk
multidisciplinary adalah bentuk pembelajaran yang menggabungkan sejumlah mata
pelajaran secara terpisah melalui sebuah tema.
4) Bentuk
interdisipliner (interdiscipliner) adalah bentuk pembelajaran yang
menggabungkan sejumlah mata pelajaran dalam sebuah tema. Kegiatan pembelajaran
berlangsung dalam waktu yang bersamaan.
5) Bentuk integrated merupakan bentuk
pembelajaran yang memadukan sebuah konsep dari sejumlah mata pelajaran melalui
hubungan tujuan-tujuan, isi, keterampilan, aktivitas dan sikap. Dengan kata
lain pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran antarmata pelajaran yang
ditandai dengan adanya perpaduan tujuan, kemampuan, proses dan sikap dari
berbagai mata pelajarandalam tema tertentu secara utuh. (Kementerian pendidikan
dan Kebudayaan. 2016. Panduan
Pembelajaran Tematik Terpadu Sekolah Dasar)
Lampiran
pertanyaan:
Kelompok
1
1.
Safira
Berikan
saya contoh penerapan model keterhubungan dalam pembelajaran tematik?
Jawab
: Sebelum saya memberikan contoh saya akan menjelaskan terlebih dahulu apa itu
model keterhubungan (The connected model) adalah pembelajaran terpadu yang
secara sengaja menghubungkan suatu konsep dengan konsep lain atau suatu suatu
stopic dengan topic lain. Saya akan memberikan contoh penerapan model
keterhubungan, saya mnegambil contoh yang gampang dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia biasanya guru menyuruh salah satu siswa untuk membaca sebuah dongeng
kemudian guru memberikan penjelasan dan siswa di suruh mengarang karangan
bebas. Disini keterkaitannya dengan model keterhubungan yaitu siswa di berikan
beberapa sub tema dengan sekali pembelajaran yaitu membaca, menyimak, dan
menulis.
2.
Fransiska Lema
Model
Pembelajaran apa yang paling cocok untuk anak SD dalam pembelajaran tematik?
Jawab
: ada tiga model pembelajaran terpadu yang cocok atau tepat diterapkan di
sekolah dasar kita yaitu model jaring laba-laba (webbing), model keterhubungan
(connected), dan model keterpaduan (integrated) sesuai dalam pengkajian menurut
hasil pengkajian Tim Pengembang PGSD (1997),
Kelompok
3
1.
Santi Dewi
Menurut
anda model pembelajaran apa yang lebih efektif digunakan dalam proses
pembelajaran tematik?
Jawab
: menurut kami model pembelajaran yang lebih efektif digunakan dalam proses
pembelajaran tematik adalah model keterhubungan (connected) dimana model ini
secara sengaja menghubungkan suatu konsep dengan konsep lain, maksudnya dalam
satu tema terdapat keterhubungan anatara sub tema satu dengan sub tema lainnya
misalnya dalam satu tema tersebut sudah saling keterhubungan mata pelajaran
IPA, PKN, dan Bahasa Indonesia.
2.
Wanda Ivani
Jelaskan
apa saja kelemahan dari pembelajaran tematik terpadu?
Jawab : Adapun kekurangan Pembelajaran
tematik yaitu pada aspek guru, guru harus berwawasan luas, memilki integritas
tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi dan
berani mengemas dan mengembangkan materi. Kelemahan
pembelajaran tematik tersebut terjadi apabila dilakukan oleh guru tunggal.
Misalnya seorang guru kelas kurang menguasai secara mendalam penjabaran tema
sehingga dalam pembelajaran tematik akan merasa sulit untuk mengaitkan tema
dengan mateti pokok setiap mata pelajaran. Di samping itu, jika skenario
pembelajaran tidak menggunakan metode yang inovatif maka pencapaian Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar tidak akan tercapai karena akan menjadi sebuah
narasi yang kering tanpa makna.
Pada aspek peserta didik, pembelajaran
tematik menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relative baik, baik dalam
kemampuan akademik maupun kreatifitasnya, karena model pembelajaran tematik
menekankan pada kemampuan analitis, kemampuan asosiatif, kemampuan eksplorasi
dan elaborative.
Kelompok
4
1.
Sulfiana Firman
Nilai-nilai
apa yang dikembangkan dalam buku tematik?
Jawab
: Nilai religius, jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli dan tanggung
jawab.
2.
Ni Made Martini Wiryasari
Apa
yang melatarbelakangi sehingga pemerintah memutuskan untuk menggunakan tematik
disbanding KTSP?
Jawab:
Disini saya ingin mengatakan pertanyaan saudari made agak keliru. Menurut saya,
bukannya pemerintah tidak menerapkan pembelajaran tematik pada KTSP . Disini
jelas pelajaran tematik ada pada KTSP hanya saja terkhusus untuk kelas 1, 2,
dan 3 saja. Pada K13 tematik diajarkan dari kelas 1 sampai kelas 6. Menurut
saya pemerintah memutuskan menerapkan tematik yaitu untuk mempermudah guru dan
siswa dalam proses pembelajaran guru bisa mengajarkan beberapa pokok materi
dalam satu tema sehingga guru tidak membutuhkan banyak waktu dalam pembelajaran
dan siswa juga tidak dibingungkan dengan banyaknya sub tema.
Kelompok
5
1.
Suntoro
Dari
sekian banyak model pembelajaran menurut anda nantinya sebagai calon guru model
apakah yang paling efisien dan bagaimanakah cara penerapan anda terhadap model
yang anda gunakan tersebut?
Jawab
: menurut kami model pembelajaran yang lebih efesien digunakan dalam proses
pembelajaran tematik adalah model keterhubungan (connected) dimana model ini
secara sengaja menghubungkan suatu konsep dengan konsep lain, maksudnya dalam
satu tema terdapat keterhubungan anatara sub tema satu dengan sub tema lainnya.
Penerapan model keterhubungan dalam pembelajaran
misalnya, bidang studi IPA kelas IV SD dengan tema Air dan Pengangkutannya.
Dengan konsep antara lain: (1) air merambat melalui celah-celah kecil (gejala
fisika); (2) air yang diserap akan diangkut melalui pembuluh kayu ke daun-daun
(gejala biologis); dan (3) air dari suatu wadah dialirkan melalui suhu kompor
dapat mengairi beberapa pot bunga (teknologi).
2.
Coba anda berikan saya contoh nyata
dalam pembelajaran ketiga model pembelajaran menurut tim pengembang, dalam satu
contoh namun saling keterkaitan satu sama lain?
a)
Contoh dari penggunaan pembelajaran model
connected Dengan konsep
antara lain: (1) air merambat melalui celah-celah kecil (gejala fisika); (2)
air yang diserap akan diangkut melalui pembuluh kayu ke daun-daun (gejala
biologis); dan (3) air dari suatu wadah dialirkan melalui suhu kompor dapat
mengairi beberapa pot bunga (teknologi).
b)
Contoh dari penggunaan pembelajaran model
webbed adalah: siswa dan guru menentukan tema misalnya air, maka guru-guru mata
pelajaran dapat mengajarkan tema air itu ke dalam sub-sub tema misalnya siklus
air, kincir angin, air waduk, air sungai, bisnis air dari PDAM yang tergabung
dalam mata pelajaran Matematika, IPS, IPA, dan Bahasa.
c)
Contoh dari penggunaan pembelajaran
model integrated Contoh dari model keterpaduan/ integrasi yaitu: guru
menentukan konsep-konsep, keterampilan dan sikap yang akan diajarkan dalam satu
semester dari beberapa bidang studi Bahasa Indonesia, PKn, IPA.
Konsep dari Bahasa Indonesia:
ð Mendiskusikan
rencana kegiatan,
ð Membahas masalah yang
dihadapi
Konsep dari PKn:
ð Tenggang rasa,
ð Percaya diri,
ð Ketertiban, dan
ð Kerajinan
Konsep dari IPA:
Siswa memahami pengertian, sifat-sifat
gaya, serta mampu menerapkan dalam rancang dan membuat karya berupa benda yang
dapat digunakan untuk memudahkan pekerjaan sehari-sehari.
Kelompok
6
1.
Husnul Fatimah
Bagaimana
menggunakan model pembelajaran tematik secara efektif dan efisien?
Jawab
: Dengan cara memanfaatkan teknologi yang ada pada era sekarang yang sangat
membantu guru dalam pembelajaran yang dilakukan agar suatu pembelajaran efektif
dan efisien pembelajaran tidak hanya terpaku pada kegiatan berbicara saja akan
tetapi pemanfaatan teknologi informasi merupakan basis dalam mengembangkan
pembelajaran dikelas misalnya LCD, atau benda-benda lainnya yang dapat
diperlihatkan kepada siswa sehingga siswa tidak hanya berangan-angan sehingga
guru dapat memberikan penilaian hasil belajar siswa maka dalam pembelajaran
bisa lebih efektif dan efisien.
2.
Mirhat
Apa
kelebihan dan kekurangan pembelajaran tematik?
Jawab
:
Kelebihan
:
a)
Siswa mudah memusatkan perhatian karena
beberapa mapel dikemas dalam satu tema yang sama.
ð Sebagai contoh kita mengambil tema
alam semesta, alam semesta ini terdapat mata pelajaran seperti matematika
(menentukan waktu pagi, siang, sore , menentukan jarum jam).
ð Pendidikan Agama Islam (menyebutkan
ciptaan Allah di lingkungan sekitar)
ð IPA (menyebutkan fungsi
bagian-bagian tubuh)
b)
Siswa dapat mempelajari pengetahuan dan
mengembangkan berbagai kompetensi beberapa mapel dalam tema yang sama.
c)
Pembelajaran tematik melatih anak untuk
semakin banyak membuat hubungan beberapa mapel, sehingga mereka mampu memproses
informasi dengan cara yang sesuai daya pikirnya, dan memungkinkan berkembangnya
jaringan konsep.
d)
Menghemat waktu karena beberapa mapel
dikemas dalam satu tema dan disajikan secara terpadu dalam alokasi
pertemuan-pertemuan yang direncanakan. Waktu yang lain dapat digunakan untuk
pemantapan, pengayaan, pembinaan keterampilan dan remidial.
Kekurangan :
Adapun kekurangan Pembelajaran
tematik yaitu pada aspek guru, guru harus berwawasan luas, memilki integritas
tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi dan
berani mengemas dan mengembangkan materi. Kelemahan
pembelajaran tematik tersebut terjadi apabila dilakukan oleh guru tunggal.
Misalnya seorang guru kelas kurang menguasai secara mendalam penjabaran tema
sehingga dalam pembelajaran tematik akan merasa sulit untuk mengaitkan tema
dengan mateti pokok setiap mata pelajaran. Di samping itu, jika skenario
pembelajaran tidak menggunakan metode yang inovatif maka pencapaian Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar tidak akan tercapai karena akan menjadi sebuah
narasi yang kering tanpa makna.
Pada aspek peserta didik, pembelajaran
tematik menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relative baik, baik dalam
kemampuan akademik maupun kreatifitasnya, karena model pembelajaran tematik
menekankan pada kemampuan analitis, kemampuan asosiatif, kemampuan eksplorasi
dan elaborative.
3.
Sukmawaty Suriady
Sudah
kita ketahui ada 10 model pembelajaran tematik. Jika anda sebagai seorang
pendidik apakah anda akan menerapkan 10 model pembelajaran itu ke peserta didk.
Jika ia berikan alasannya dan jika hanya sebagian tentukan model apa? Dan apa
alasannya!
Jawab:
Jika saya sebagai seorang pendidik tidak semua 10 model pembelajaran yang akan
saya terapkan dalam pembelajaran IPA SD hanya model yang dipandang layak untuk
dikembang dan mudah di laksanakan pada pendidikan formal (sekolah dasar). Model
pembelajaran itu adalah :
a)
The connected (model keterhubungan)
b)
The webbed (model jarring laba-laba)
c)
The integrated (model integrasi)
Mengapa
hanya ketiga model tersebut, karena diantara 10 model yang telah kita ketahui memang
hanya ketiga itulah yang tepat digunakan di sekolah dasar sesuai dengan menurut
hasil pengkajian Tim Pengembang PGSD (1997) dan juga mudah dilaksanakan
dibanding dengan model lainnya. Akan tetapi ketika seorang guru mampu untuk
menerapkan 10 model tersebut akan lebih baik lagi apalagi penerapannya
disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan yang ada.
Kelompok
7
1.
Febriani Jambo
Sebutkan
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik
di kelas?
Jawab
:
a)
Pembelajaran tematik dimaksudkan agar
pelaksanaan kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan utuh
b)
Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik
perlu mempertimbangkan alokasi waktu untuk setiap topic, banyak sedikitnya
bahan yang tersedia di lingkungan.
c)
Pilihlah tema yang terdekat dengan siswa
d)
Lebih mengutamakan kompetensi dasar yang
akan di capai dari pada tema.
2.
Angel Zwita Della. S
Bagaiman
cara mengalokasikan waktu dalam pembelajaran tematik karena pembelajaran
tematik itu sendiri adalah pembelajaran terpadu andai kata ada siswa yang belum
mengerti tentang pembelajaran itu sedangkan waktunya sudah habis dan harus
berlanjut ke materi selanjutnya?
Jawab
: cara mengalokasikan waktu untuk pembelajaran tematik ini adalah :
a)
Menghindari berlebihan mengambil jam,
karena dengan berlebih-lebihan mengambil jam membuat materi tidak rampung
semuanya.
b)
Memberikan tugas tambahan kepada siswa
c)
Memasangkan dia dengan teman sekelas yg
telah memahami pelajaran.
d)
Memberikan pemahaman diluar jam
pelajaran (saat istirahat)
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa isi mata pelajaran dengan pengalaman kehidupan
sehari-hari sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Dalam Model
Pembelajaran Tematik di kelas awal yang diterbitkan Balitbang Diknas, tahun
2006 dikemukakan bahwa sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar,
pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut :
berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung, pemisahan matapelajaran
tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran, bersifat
fleksibel, hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa,
menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
3.2
Saran
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, maka dari itu kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan
penyusunan makalah kami selanjutnya.
Daftar Pustaka
Rusman.
2016. Pembelajaran Tematik Terpadu Teori,
Praktik, dan Penilaian. Jakarta: Fajar Interpratama Mandiri.
Majid,
Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset
Kementerian
pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Panduan
Pembelajaran Tematik Terpadu Sekolah Dasar. Jakarta.
Unesa,
Rudy. Pembelajaran Terpad. diakses
dari http://rudy-unesa.blogspot. Com /2011
/01/ragam-model-pembelajaran-terpadu.html pada tanggal 22
Februari 2019 pukul 15.20.
Fogarty, Robin. 1991. How to integrated The Curricula.
Palatine, Ilinois: IRI/ Skylight Publishing, Inc.
No comments:
Post a Comment