Makalah Karakteristik dan Model Pembelajaran Tematik Terpadu


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan makna bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Untuk itu guru dituntut harus mampu merancang dan melaksanakan program pengalaman belajar dengan tepat. Manfaat dari pembelajaran terpadu yaitu banyak topik-topik yang tertuang disetiap mata pelajaran mempunyai keterkaitan konsep yang dipelajari oleh siswa. Sebagai guru, harus pandai dalam memilih topik yang sesuai dalam membimbing pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa saja karakteristik Pembelajaran tematik terpadu?
2.      Bagaimana Model pembelajaran tematik terpadu?


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu
Karakteristik tematik terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.      Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subyek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
2.      Memberikan Pengalaman Langsung pada Anak
Pembelajaran tematik terpadu dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experience). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3.      Pemisahan Muatan Mata Pelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik terpadu pemisahan antarmuatan mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Focus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4.      Menyajikan konsep dari berbagai Muatan Mata Pelajaran
Pembelajaran tematik terpadu menyajikan konsep-konsep berkaitan dengan tema dari berbagai muatan mata pelajaran yang dipadukan dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
5.      Bersifat Luwes/Fleksibel
Pembelajaran tematik terpadu bersifat luwes (fleksibel) di mana guru dapat mengaitkan dan memadukan bahan ajar dari berbagai muatan mata pelajaran, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan siswa berada.
6.       Hasil pembelajaran berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat, bakat dan kebutuhannya.
7.      Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Adapun karakteristik dari pembelajaran tematik ini menurut TIM Pengembang PGSD, 1997 (Hesty, 2008) adalah:
a.    Holistik, suatu gejala atau peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran tematik diamati dan dikaji dari beberapa bidang studi sekaligus, tidak dari sudut pandang yang berkotak-kotak.
b.    Bermakna, pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar schemata yang dimiliki oleh siswa, yang pada gilirannya nanti, akan memberikan dampak kebermaknaan dari materi yang dipelajari.
c.    Otentik, pembelajaran tematik memungkinkan siswa memahami secara langsung konsep dan prinsip yang ingin dipelajari.
d.   Aktif, pembelajaran tematik dikembangkan dengan berdasar pada pendekatan inquiri discovery dimana siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, mulai perencanaan, pelaksanaan, hingga proses evaluasi.( Tim Pengembang PDSG. 1997. Pembelajaran Terpadu D-II dan S-II Pendidikan Dasar.)
2.2 Model- model Pembelajaran Terpadu.
            Menurut Robin Fogarty (1991) dalam bukunya How to Integrate the Curricula ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topic, dan unit tematisnya, , terdapat sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu . Kesepuluh cara atau model tersebut adalah (1) Fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (45 shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed; dan (10) networked.  Model-model tersebut dapat diuraikan secara ringkas sebagai berikut:
1.      Fragmented (Penggalan)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLn2n6iv2ghAqWGuvK4QLTSiifsJGz3gcs7pv1_eKK0J0gpKaaTCcWnJ08Cg7HvcZkWwWPzEwWj4KLT_yhJKOzG42RtRYsUgOy5dyLJ8FxOQSWpRBrH3DyFUMg6Dh1YLh1erZbNqovFao/s1600/terpadu-fragmented.JPG
Model Fragmented adalah model pembelajaran konvensional yang terpisah secara mata pelajaran. Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan kebermaknaan dan keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda dan mungkin pula ruang yang berbeda. Setiap mata pelajaran memiliki ranahnya tersendiri dan tidak ada usaha untuk mempersatukannya. Setiap mata pelajaran berlangsung terpisah dengan pengorganisasian dan cara mengajar yang berbeda dari setiap guru.
Kelemahan model ini adalah siswa tidak dapat mengintegrasikan konsep-konsep yang sama, keterampilan serta sikap yang ada kaitannya satu dengan yang lainnya. Keunggulan model ini adalah guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan bidang keahliannya dan dengan mudah menentukan ruang lingkup bahasan yang diprioritaskan dalam setiap pengajaran.
2.      Connected  (Keterhubungan)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjL7DuVO-gG-blGq104ciWFHDqVk6ECptsI1xuJ26sKBBa1rchGSyZbVqWpcrQJpPNfNXOqNrqmH11P-DXNNKkFit0eJ6gO6UczB_lbEyHItAppvTesaRXuVE_JbDsPXAwGpTys0Nh1Pxs/s1600/terpadu-connected.JPG
Model Connected adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep yang lain, satu topik dengan topik yang lain, satu keterampilan dengan keteramilan yag lain, tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, bahkna ide-ide yang dipelajari pada satu semester berikutnya dalam satu bidang studi.
Keunggulan model ini adalah siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap. Kelemahan model ini adalah guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk menghubungkan konsep yang terkait karena sukarnya mengatur waktu untuk merundingkannya atau karena terfokus pada keterkaitan konsep, maka pembelajaran secara global jadi terabaikan.
3.      Nested (Sarang)

Model Nested adalah model pembelajaran terpadu yang target utamanya adalah materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berfikir dan keterampilan mengorganisasi. Artinya memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta memadukan keterampilan proses, sikap dan komunikasi. Model ini masih memfokuskan keterpaduan beberapa aspek pada satu mata pelajaran saja. Tetapi materi pelajaran masih ditempatkan pada prioritas utama yang kemudian dilengkapi dengan aspek keterampilan lain. Model ini dapat digunakan bila guru mempunyai tujuan selain menanamkan konsep suatu materi tetapi juga aspek keterampilan lainnya menjadi suatu kesatuan. Dengan menggabungkan atau merangkaikan kemampuan-kemampuan tertentu pada ketiga cakupan tersebut akan lebih mudah mengintegrasikan konsep-konsep dan sikap melalui aktivitas yang telah terstruktur.
Keunggulan model ini adalah kemampuan siswa lebih diperkaya lagi karena selain memperdalam materi juga aspek keterampilan seperti berfikir dan mengorganisasi. Setiap mata pelajaran mempunyai dimensi ganda yang berguna kelak untuk kehidupan siswa mendatang. Kelemahan model ini adalah dalam hal perencanaan, jika dilakukan secara tergesa-gesa dan kurang cermat maka penggabungan beberapa materi dan aspek keterampilan dapat mengacaukan pola pikir siswa. Pada mulanya tujuan utama pengajaran adalah penekanan pada materi, tetapi akhirnya bergeser prioritasnya pada keterampilan.


4.      Sequenced (Pengurutan)

Model Sequenced adalah model pembelajaran yang topik atau unit yang disusun kembali dan diurutkan sehingga bertepatan pembahasannya satu dengan yang lainnya. Misalnya dua mata pelajaran yang berhubungan diurutkan sehingga materi pelajaran dari keduanya dapat diajarkan secara paralel. Dengan mengurutkan urutan topik-topik yang diajarkan, tiap kegiatan akan dapat saling mengutamakan karena tiap subjek saling mendukung.
Keunggulan model ini adalah dalam penyusunan urutan topik, guru memiliki keleluasaan untuk menentukan sendiri berdasarkan prioritas dan tidak dibatasi oleh apa yang sudah tercantum dalam kurikulum. Sedangkan dari sudut pandang siswa, pengurutan topic yang berhubungan dari disiplin yang berbeda akan membantu mereka untuk memahami isi dari mata pelajaran tersebut. Kelemahan model ini adalah perlu adanya kerjasama antara guru-guru bidang studi agar dapat mengurutkan materi, sehingga ada kesesuaian antara konsep yang ssatu dengan konsep yang lainnya.
5.      Shared (Irisan) 

Model shared adalah model pembelajaran terpadu yang merupakan gabungan atau keterpaduan antara dua mata pelajaran yang saling melengkapi dan di dalam perencanaan atau pengajarannya menciptakan satu fokus pada konsep, keterampilan serta sikap. Penggabungan antara konsep pelajaran, keterampilan dan sikap yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dipayungi dalam satu tema. Model ini berbeda dengan model sarang, dimana tema memayungi dua mata pelajaran, aspek konsep, keterampilan dan sikap menjadi kesatuan yang utuh. Sedangkan pada model sarang, sebuah tema hanya memayungi satu pelajaran saja.
Keunggulan model ini adalah dalam hal mentransfer konsep secara lebih dalam, siswa menjadi lebih mudah melakukannya. Misalnya dengan alat bantu media film untuk menanamkan konsep dari dua mata pelajaran dalam waktu yang bersamaan. Kelemahan model ini adalah untuk menyususn rencana model pembelajaran ini diperlukan kerjasama guru dari mata pelajaran yang berbeda, sehingga perlu waktu ekstra untuk mendiskusikannya.
6.      Webbed (Jaring Laba-laba) 

Model webbed adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Setelah tema disepakati, maka dikembangkan menjadi subtema dengan memperlihatkan keterkaitan dengan bidang studi lain. setelah itu dikembangkan berbagai aktivitas pembelajatran yang mendukung.
Keunggulan model ini adalah faktor motivasi berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat siswa. Mereka dapat dengan mudah melihat bagaimana kegiatan yang berbeda dan ide yang berbeda dapat saling berhubungan, kemudahan untuk lintas semester dalam KTSP sangat mendukung untuk dapat dilaksanakannya model pembelajaran ini. Kelemahan model ini adalah kecenderungan untuk mengambil tema sangat dangkal sehingga kurang bermanfaat bagi siswa. Selain itu seringkali guru terfokus pada kegiatan sehingga materi atau konsep menjadi terabaikan. Perlu ada keseimbangan antara kegiatan dan pengembangan materi pelajaran.
7.      Threaded (Bergalur) 

Model Threaded adalah model pembelajaran yang memfokuskan pada metakurikulum yang menggantikan atau yang berpotongan dengan inti subyek materi. Misalnya untuk melatih keterampilan berfikir (problem solving) dari beberapa mata pelajaran dicari bagian materi yang merupakan bagian dari problem solving. Seperti komponen memprediksi, meramalkan kejadian yang sedang berlangsung, mengantisipasi sebuah bacaan, hipotesis laboratorium dan sebagainya. Keterampilan-keterampilan ini merupakan dasar yang saling berkaitan. Keterampilan yang digunakan dalam model ini disesuaikan pula dengan perkembangan usia siswa sehingga tidak tumpan tindih.
Keunggulan model ini adalah konsep berputar sekitar metakurikulum yang menekankan pada perilaku metakognitif. Model ini membuat siswa dapat belajar bagaimana seharusnya belajar di masa yang akan datang sesuai dengan laju perkembangan era globalisasi. Nilai lebih dari model ini adalah materi untuk tiap mata pelajaran tetap murni sehingga siswa yang mempunyai tingkat pemikiran superor dapat memiliki kekuatan transfer pada keterampilan hidup.
Kelemahan model ini adalah hubungan isi antar materi pelajaran tidak terlalu ditunjukkan secara eksplisit sehingga siswa kurang dapat memahami keterkaitan konten antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya. Guru perlu memahami keterampilan dan strategi yang digunakan siswa agar dapat mengembangkan dirinya.
8.      Integrated (Keterpaduan)
 

Model integrated adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam beberapa mata pelajaran. Untuk membuat tema, guru harus menyeleksi terlebih ahulu konsep dari beberapa mata pelajaran, selanjutnya dikaitkan dalam satu tema untuk memayungi beberapa mata pelajaran, dalam satu paket pembelajaran bertema.
Keunggulan model ini adalah siswa merasa senang dengan adanya keterkaitan dan hubungan timbal balik antar berbagai disiplin ilmu, memperluas wawasan dan apresiasi guru, jika dapat diterapkan dengan baik maka dapat dijadikan model pembelajaran yang ideal di lingkungan sekolah “integrated day”.
Kelemahan model ini adalah sulit mencari keterkaitan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya, juga mencari keterkaitan aspek keterampilan yang terkait. Dibutuhkan banyak waktu pada beberapa mata pelajaran untuk didiskusikan guna mencari keterkaitan dan mencari tema.
9.      Immersed (Terbenam)
 Model immersed adalah model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu proyek. Misalnya seorang mahasiswa yang memperdalam ilmu kedokteran maka selain Biologi, Kimia, Komputer, juga harus mempelajari fisika dan setiap mata pelajaran tersebut ada kesatuannya. Model ini dapat pula diterapkan pada siswa SD, SMP, maupun SMA dalam bentuk proyek di akhir semester.
Keunggulan model ini adalah setiap siswa mempunyai ketertarikan mata pelajaran yang berbeda maka secara tidak langsung siswa yang lain akan belajar dari siswa lainnya. Mereka terpacu untuk dapat menghubungkan mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya. Mata pelajaran menjadi lebih terfokus dan siswa akan selalu mencari tahu apa yang menjadi pertanyaan baginya, sehingga pengalamannya menjadi lebih luas. Model ini melatih kreatifitas berfikir siswa secara bertahap dari jenjang SD hingga SMA. Bagi siswa kelas 4 SD model ini dapat dilaksanakan pada hari HUT RI. Misalnya merancang sebuah pesawat terbang yang seimbang lalu dipamerkan.
Kelemahan model ini adalah siswa yang tidak senang membaca akan mendapat kesulitan utnuk mengerjakan proyek ini, sehingga siswa menjadi kehilangan minat belajar. Guru perlu waktu untuk mengorganisir semua kegiatan proyek yang dilaksanakan oleh siswa yang tersususn secara baik dan terencana sebelumnya.
10.  Networked (Jaringan Kerja)
Model networked adalah model pembelajaran berupa kerjasama antara siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber dapat berupa buku bacaan, internet, saluran radio, TV, atau teman, kakak, orangtua atau guru yang dianggap ahli olehnya. Siswa memperluas wawasan belajarnya sendiri artinya siswa termotivasi belajar karena rasa ingin tahunya yang besar dalam dirinya.
Keunggulan model ini adalah siswa memperluas wawasan pengetahuan pada satu atau dua mata pelajaran secara mendalam dan sempit sararannya. Hal ini umumnya muncul secara tidak sengaja selama proses pembelajaran di kelas sedang berlangsung.
Kelemahan model ini adalah kemungkinan motivasi siswa akan berubah sehingga kedalaman materi pelajaran menjadi dangkal secara tidak sengaja karena mendapat hambatan dalam mencari sumber.
2.3    Model Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar
Tentu saja dari model-model pembelajaran terpadu seperti yang telah dikemukakan oleh Robin Fogarty dan Jacobs diatas tidak semuanya tepat diterapkan di Sekolah dasar di Indonesia. Menurut hasil pengkajian Tim Pengembang PGSD (1997), terdapat tiga model pembelajaran terpadu yang nampaknya cocok atau tepat diterapkan di sekolah dasar kita yaitu model jarring laba-laba (webbing), model keterhubungan (connected), dan model keterpaduan (integrated). Dibawah ini diuraikan ketiga model pembelajaran terpadu tersebut beserta kelebihan dan kelemahan dalam pelaksanaannya.
Ada tiga pembelajaran terpadu yang dipilih dan dikembangkan di program Pendidikan  Guru Sekolah, yaitu model keterhubungan(connected),  model jaring laba-laba(webbed),  model keterpaduan (integrated).
1.      Model Keterhubungan (Connected)
Model connected adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahakan untuk menghubungkan satu konsep  dengan konsep lain, satu tema dengan tema yang lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas-tugas atau proyek yang dilakukan dalam satu  dengan tugas-tugas  atau proyek yang dilakukan pada hari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari dalam satu semester berikutnya di dalam satu mata pelajaran. Model connected dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran  tertentu. Seperti butir-butir pembelajaran kosakata, struktur, membaca, menulis dan mengarang dapat dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penguasaan butir-butir pembelajaran tersebut merupakan keutuhan dalam membentuk kemampuan berbahasa Indonesia yang baik. Hanya sasja pembentukan pemahaman, keterampilan dan pengalaman secara utuh tersebut tidak berlangsung secara otomatis. Karena itu, guru harus menata butir-butir pembelajaran dan  proses pembelajarannya secara terpadu. (Rusman. 2016. Pembelajaran Tematik Terpadu Teori, Praktik, dan Penilaian.)
Kelebihan yang diperoleh dalam model connected ini adalah adanya hubungan antara ide-ide dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh gambaran yang lebih jelas, menyeluruh dan luas dari konsep yang dijelaskan dan siswa diberi kesempatan untuk melakukan pendalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap. Kelemahannya  Guru tidak didorong untuk bekerja secara bersama-sama sehingga isi pelajaran tetap terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep dan ide-ide antara mata pelajaran. Tokoh yang mengembangkan model connected adalah Robert Maynard Hutchins.
2.      Model Jaring Laba-laba (Webbed)
Model webbed adalah model pembelajaran terpadu menggunakan pendekatan tematik. Model pembelajaran terpadu  yang pengembangannya dimulai dengan menetukan tema tertentu yang menjadi tema sentral bagi keterhubungan muatan berbagai mata pelajaran. Modul pembelajaran ini menggunakan pendekatan tematik. Model ini sejalan dengan pembelajaran tematik terpadu yang dikembangkan dalam kurikulum 2013 jenjang SD.
            Model jaring laba-laba ini dimulai dengan menentukan tema, yang kemudian dikembangkan menjadi subtemadengan memerhatikan keterkaitan tema tersebut dengan muatan mata pelajaran yang terkait. Dari subtema tersebut diharapkan kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa dapat berkembang dengan sendirinya.
            Model webbed bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemandu materi/bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran. Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik dalam muatan berbagai mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran.
             Kelebihan dari model jaring laba-laba dalam mengintegrasikan kurikulum adalah (1) faktor motivasi belajar siswa sebagai hasil bentuk seleksi tema yang menarik perhatian siswa, faktor motivasi siswa juga dapat berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat dan kebutuhan siswa; (2) mudah dilakukan guru baik perencanaan maupun pelaksanaannya; (3) mempermudah siswa dalam memahami materi atau muatan-muatan mata pelajaran yang dipadukan dalam sebuah tema.
            Sedangkan kekurangan model webbed adalah (1) banyak guru sulit memilih tema. Mereka cenderung menyuguhkan tema yang dangkal, sehingga kurang bermafaat bagi siswa; (2) guru seringkali terfokus pada kegiatan pembelajaran, sehingga pengembangan materi atau konsep menjadi terabaikan; (3) guru seringkali mengalami kesulitan mengembangkan tema yang telah ditetapkan. Idealnya tema-tema yang ditetapkan berisi muatan berbagai mata pelajaran yang diintegrasikan/dipadukan. Model webbed dikembangkan oleh Lyndon B.Johnson.
3.      Model Keterpaduan (Integrated)
Model integrated merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar-bidang studi. Model ini memadukan berbagai bidang studi berdasarkan keterampilan, konsep, dan sikap yang saling tumpang tindih. Pemaduan sejumlah topic dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topic tertentu. Topic evidensi yang semula terdapat dalam mata pelajarn Matematika, Bahasa Indonesia, Pengetahuan Alam dan Pengetahuan Sosial, agar tidak membuat muatan kurikulum berlebihan, cukup diletakkan dalam mata pelajaran tertentu, misalnya Pengetahuan Alam. Contoh lain, dalam teks membaca yang merupakan bagian mata pelajaran Bahasa Indonesia, dapat dimasukkan butir pembelajaran yang dapat dihubungkan dengan Matematika, Pengetahuan Alam dan sebagainya. Dalam hal ini diperlukan penataan area isi bacaan yang lengkap, sehingga dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai butir pembelajaran dari berbagai mata pelajaran yang berbeda tersebut. Ditinjau dari penerapannya, model ini sangat baik dikembangkan di Sekolah Dasar. (Majid, Abdul. 2014.Pembelajaran Tematik.)
            Model pembelajaran terpadu ini menggunakan pendekatan antarmatapelajaran. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan beberapa mata pelajaran yaitu dengan menetapkan prioritas dari kurikulum dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam beberapa mata pelajaran. Pada awalnya, guru menyeleksi konsep-konsep, keterampilan dan nilai sikap yang diajarkan dalam satu semester dari beberapa mata pelajaran misalnya: matematika , IPA, IPS dan bahasa. Selanjutnya dipilih beberapa konsep, keterampilan dan nilai sikap yang memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di antara berbagai mata pelajaran.
            Kelebihan dari model ini yaitu: (1) memudahkan siswa untuk mengarahkan keterkaitan dan keterhubungan di antara berbagai muatan mata pelajaran; (1) memudahkan siswa untuk mengarahkan keterkaitan dan keterhubungan di antara berbagai muatan mata pelajaran; (2) memungkinkan pemahaman antarmata pelajaran ; (3) mampu membangun motivasi siswa. Sedangkan kelemahanya, yaitu: (1) model ini sangat sulit diterapkan secara penuh; (2) menuntut guru kreatif, percaya diri dan menguasai konsep, sikap dan keterampilan; (3) menghendaki tim antarmata pelajaran yang terkadang sulit dilakukan, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan. Model integrated dikembangkan oleh John Milton.
            Sedangkan menurut Jacobs (1989) ada lima bentuk integrasi dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:
1)   Bentuk discipline based adalah bentuk keterpaduan yang bertolak dari mata pelajaran tertentu. Sebuah topic ekonomi misalnya dapat dihubungkan dengan masalah social politik dan ilmiah.
2)   Bentuk parallel memadukan tema-tema yang sama dalam beberapa mata pelajaran. Bentuk ini mengkondisikan keterpaduan yang kurang mendalam.
3)   Bentuk multidisciplinary adalah bentuk pembelajaran yang menggabungkan sejumlah mata pelajaran secara terpisah melalui sebuah tema.
4)   Bentuk interdisipliner (interdiscipliner) adalah bentuk pembelajaran yang menggabungkan sejumlah mata pelajaran dalam sebuah tema. Kegiatan pembelajaran berlangsung dalam waktu yang bersamaan.
5)    Bentuk integrated merupakan bentuk pembelajaran yang memadukan sebuah konsep dari sejumlah mata pelajaran melalui hubungan tujuan-tujuan, isi, keterampilan, aktivitas dan sikap. Dengan kata lain pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran antarmata pelajaran yang ditandai dengan adanya perpaduan tujuan, kemampuan, proses dan sikap dari berbagai mata pelajarandalam tema tertentu secara utuh. (Kementerian pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Panduan Pembelajaran Tematik Terpadu Sekolah Dasar)



Lampiran pertanyaan:
Kelompok 1
1.      Safira
Berikan saya contoh penerapan model keterhubungan dalam pembelajaran tematik?
Jawab : Sebelum saya memberikan contoh saya akan menjelaskan terlebih dahulu apa itu model keterhubungan (The connected model) adalah pembelajaran terpadu yang secara sengaja menghubungkan suatu konsep dengan konsep lain atau suatu suatu stopic dengan topic lain. Saya akan memberikan contoh penerapan model keterhubungan, saya mnegambil contoh yang gampang dalam pembelajaran Bahasa Indonesia biasanya guru menyuruh salah satu siswa untuk membaca sebuah dongeng kemudian guru memberikan penjelasan dan siswa di suruh mengarang karangan bebas. Disini keterkaitannya dengan model keterhubungan yaitu siswa di berikan beberapa sub tema dengan sekali pembelajaran yaitu membaca, menyimak, dan menulis.
2.      Fransiska Lema
Model Pembelajaran apa yang paling cocok untuk anak SD dalam pembelajaran tematik?
Jawab : ada tiga model pembelajaran terpadu yang cocok atau tepat diterapkan di sekolah dasar kita yaitu model jaring laba-laba (webbing), model keterhubungan (connected), dan model keterpaduan (integrated) sesuai dalam pengkajian menurut hasil pengkajian Tim Pengembang PGSD (1997),
Kelompok 3
1.      Santi Dewi
Menurut anda model pembelajaran apa yang lebih efektif digunakan dalam proses pembelajaran tematik?
Jawab : menurut kami model pembelajaran yang lebih efektif digunakan dalam proses pembelajaran tematik adalah model keterhubungan (connected) dimana model ini secara sengaja menghubungkan suatu konsep dengan konsep lain, maksudnya dalam satu tema terdapat keterhubungan anatara sub tema satu dengan sub tema lainnya misalnya dalam satu tema tersebut sudah saling keterhubungan mata pelajaran IPA, PKN, dan Bahasa Indonesia.
2.      Wanda Ivani
Jelaskan apa saja kelemahan dari pembelajaran tematik terpadu?
Jawab : Adapun kekurangan Pembelajaran tematik yaitu pada aspek guru, guru harus berwawasan luas, memilki integritas tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Kelemahan pembelajaran tematik tersebut terjadi apabila dilakukan oleh guru tunggal. Misalnya seorang guru kelas kurang menguasai secara mendalam penjabaran tema sehingga dalam pembelajaran tematik akan merasa sulit untuk mengaitkan tema dengan mateti pokok setiap mata pelajaran. Di samping itu, jika skenario pembelajaran tidak menggunakan metode yang inovatif maka pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tidak akan tercapai karena akan menjadi sebuah narasi yang kering tanpa makna.
Pada aspek peserta didik, pembelajaran tematik menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relative baik, baik dalam kemampuan akademik maupun kreatifitasnya, karena model pembelajaran tematik menekankan pada kemampuan analitis, kemampuan asosiatif, kemampuan eksplorasi dan elaborative.
Kelompok 4
1.      Sulfiana Firman
Nilai-nilai apa yang dikembangkan dalam buku tematik?
Jawab : Nilai religius, jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli dan tanggung jawab.
2.      Ni Made Martini Wiryasari
Apa yang melatarbelakangi sehingga pemerintah memutuskan untuk menggunakan tematik disbanding KTSP?
Jawab: Disini saya ingin mengatakan pertanyaan saudari made agak keliru. Menurut saya, bukannya pemerintah tidak menerapkan pembelajaran tematik pada KTSP . Disini jelas pelajaran tematik ada pada KTSP hanya saja terkhusus untuk kelas 1, 2, dan 3 saja. Pada K13 tematik diajarkan dari kelas 1 sampai kelas 6. Menurut saya pemerintah memutuskan menerapkan tematik yaitu untuk mempermudah guru dan siswa dalam proses pembelajaran guru bisa mengajarkan beberapa pokok materi dalam satu tema sehingga guru tidak membutuhkan banyak waktu dalam pembelajaran dan siswa juga tidak dibingungkan dengan banyaknya sub tema.
Kelompok 5
1.      Suntoro
Dari sekian banyak model pembelajaran menurut anda nantinya sebagai calon guru model apakah yang paling efisien dan bagaimanakah cara penerapan anda terhadap model yang anda gunakan tersebut?
Jawab : menurut kami model pembelajaran yang lebih efesien digunakan dalam proses pembelajaran tematik adalah model keterhubungan (connected) dimana model ini secara sengaja menghubungkan suatu konsep dengan konsep lain, maksudnya dalam satu tema terdapat keterhubungan anatara sub tema satu dengan sub tema lainnya. Penerapan model keterhubungan dalam pembelajaran misalnya, bidang studi IPA kelas IV SD dengan tema Air dan Pengangkutannya. Dengan konsep antara lain: (1) air merambat melalui celah-celah kecil (gejala fisika); (2) air yang diserap akan diangkut melalui pembuluh kayu ke daun-daun (gejala biologis); dan (3) air dari suatu wadah dialirkan melalui suhu kompor dapat mengairi beberapa pot bunga (teknologi).

2.      Coba anda berikan saya contoh nyata dalam pembelajaran ketiga model pembelajaran menurut tim pengembang, dalam satu contoh namun saling keterkaitan satu sama lain?
                                 a)         Contoh dari penggunaan pembelajaran model connected Dengan konsep antara lain: (1) air merambat melalui celah-celah kecil (gejala fisika); (2) air yang diserap akan diangkut melalui pembuluh kayu ke daun-daun (gejala biologis); dan (3) air dari suatu wadah dialirkan melalui suhu kompor dapat mengairi beberapa pot bunga (teknologi).
                                 b)         Contoh dari penggunaan pembelajaran model webbed adalah: siswa dan guru menentukan tema misalnya air, maka guru-guru mata pelajaran dapat mengajarkan tema air itu ke dalam sub-sub tema misalnya siklus air, kincir angin, air waduk, air sungai, bisnis air dari PDAM yang tergabung dalam mata pelajaran Matematika, IPS, IPA, dan Bahasa.
                                 c)         Contoh dari penggunaan pembelajaran model integrated Contoh dari model keterpaduan/ integrasi yaitu: guru menentukan konsep-konsep, keterampilan dan sikap yang akan diajarkan dalam satu semester dari beberapa bidang studi Bahasa Indonesia, PKn, IPA.
Konsep dari Bahasa Indonesia:
ð       Mendiskusikan rencana kegiatan,
ð       Membahas masalah yang dihadapi
Konsep dari PKn:
ð       Tenggang rasa,
ð       Percaya diri,
ð       Ketertiban, dan
ð       Kerajinan
Konsep dari IPA:
Siswa memahami pengertian, sifat-sifat gaya, serta mampu menerapkan dalam rancang dan membuat karya berupa benda yang dapat digunakan untuk memudahkan pekerjaan sehari-sehari.
Kelompok 6
1.      Husnul Fatimah
Bagaimana menggunakan model pembelajaran tematik secara efektif dan efisien?
Jawab : Dengan cara memanfaatkan teknologi yang ada pada era sekarang yang sangat membantu guru dalam pembelajaran yang dilakukan agar suatu pembelajaran efektif dan efisien pembelajaran tidak hanya terpaku pada kegiatan berbicara saja akan tetapi pemanfaatan teknologi informasi merupakan basis dalam mengembangkan pembelajaran dikelas misalnya LCD, atau benda-benda lainnya yang dapat diperlihatkan kepada siswa sehingga siswa tidak hanya berangan-angan sehingga guru dapat memberikan penilaian hasil belajar siswa maka dalam pembelajaran bisa lebih efektif dan efisien.
2.      Mirhat
Apa kelebihan dan kekurangan pembelajaran tematik?
Jawab :
Kelebihan :
                                 a)         Siswa mudah memusatkan perhatian karena beberapa mapel dikemas dalam satu tema yang sama.
ð       Sebagai contoh kita mengambil tema alam semesta, alam semesta ini terdapat mata pelajaran seperti matematika (menentukan waktu pagi, siang, sore , menentukan jarum jam).
ð       Pendidikan Agama Islam (menyebutkan ciptaan Allah di lingkungan sekitar)
ð       IPA (menyebutkan fungsi bagian-bagian tubuh)
                                 b)         Siswa dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi beberapa mapel dalam tema yang sama.
                                 c)         Pembelajaran tematik melatih anak untuk semakin banyak membuat hubungan beberapa mapel, sehingga mereka mampu memproses informasi dengan cara yang sesuai daya pikirnya, dan memungkinkan berkembangnya jaringan konsep.
                                 d)         Menghemat waktu karena beberapa mapel dikemas dalam satu tema dan disajikan secara terpadu dalam alokasi pertemuan-pertemuan yang direncanakan. Waktu yang lain dapat digunakan untuk pemantapan, pengayaan, pembinaan keterampilan dan remidial.
Kekurangan :
Adapun kekurangan Pembelajaran tematik yaitu pada aspek guru, guru harus berwawasan luas, memilki integritas tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Kelemahan pembelajaran tematik tersebut terjadi apabila dilakukan oleh guru tunggal. Misalnya seorang guru kelas kurang menguasai secara mendalam penjabaran tema sehingga dalam pembelajaran tematik akan merasa sulit untuk mengaitkan tema dengan mateti pokok setiap mata pelajaran. Di samping itu, jika skenario pembelajaran tidak menggunakan metode yang inovatif maka pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tidak akan tercapai karena akan menjadi sebuah narasi yang kering tanpa makna.
Pada aspek peserta didik, pembelajaran tematik menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relative baik, baik dalam kemampuan akademik maupun kreatifitasnya, karena model pembelajaran tematik menekankan pada kemampuan analitis, kemampuan asosiatif, kemampuan eksplorasi dan elaborative.
3.      Sukmawaty Suriady
Sudah kita ketahui ada 10 model pembelajaran tematik. Jika anda sebagai seorang pendidik apakah anda akan menerapkan 10 model pembelajaran itu ke peserta didk. Jika ia berikan alasannya dan jika hanya sebagian tentukan model apa? Dan apa alasannya!
Jawab: Jika saya sebagai seorang pendidik tidak semua 10 model pembelajaran yang akan saya terapkan dalam pembelajaran IPA SD hanya model yang dipandang layak untuk dikembang dan mudah di laksanakan pada pendidikan formal (sekolah dasar). Model pembelajaran itu adalah :
                                 a)         The connected (model keterhubungan)
                                 b)         The webbed (model jarring laba-laba)
                                 c)         The integrated (model integrasi)
Mengapa hanya ketiga model tersebut, karena diantara 10 model yang telah kita ketahui memang hanya ketiga itulah yang tepat digunakan di sekolah dasar sesuai dengan menurut hasil pengkajian Tim Pengembang PGSD (1997) dan juga mudah dilaksanakan dibanding dengan model lainnya. Akan tetapi ketika seorang guru mampu untuk menerapkan 10 model tersebut akan lebih baik lagi apalagi penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan yang ada.
Kelompok 7
1.      Febriani Jambo
Sebutkan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di kelas?
Jawab :
                                 a)         Pembelajaran tematik dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan utuh
                                 b)         Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik perlu mempertimbangkan alokasi waktu untuk setiap topic, banyak sedikitnya bahan yang tersedia di lingkungan.
                                 c)         Pilihlah tema yang terdekat dengan siswa
                                 d)         Lebih mengutamakan kompetensi dasar yang akan di capai dari pada tema.
2.      Angel Zwita Della. S
Bagaiman cara mengalokasikan waktu dalam pembelajaran tematik karena pembelajaran tematik itu sendiri adalah pembelajaran terpadu andai kata ada siswa yang belum mengerti tentang pembelajaran itu sedangkan waktunya sudah habis dan harus berlanjut ke materi selanjutnya?
Jawab : cara mengalokasikan waktu untuk pembelajaran tematik ini adalah :
                                 a)         Menghindari berlebihan mengambil jam, karena dengan berlebih-lebihan mengambil jam membuat materi tidak rampung semuanya.
                                 b)         Memberikan tugas tambahan kepada siswa
                                 c)         Memasangkan dia dengan teman sekelas yg telah memahami pelajaran.
                                 d)         Memberikan pemahaman diluar jam pelajaran (saat istirahat)


BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa isi mata pelajaran dengan pengalaman kehidupan sehari-hari sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Dalam Model Pembelajaran Tematik di kelas awal yang diterbitkan Balitbang Diknas, tahun 2006 dikemukakan bahwa sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut : berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung, pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran, bersifat fleksibel, hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
3.2    Saran
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan penyusunan makalah kami selanjutnya.


Daftar Pustaka
Rusman. 2016. Pembelajaran Tematik Terpadu Teori, Praktik, dan Penilaian. Jakarta: Fajar Interpratama Mandiri.
Majid, Abdul. 2014.  Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset
Kementerian pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Panduan Pembelajaran Tematik Terpadu Sekolah Dasar. Jakarta.
Unesa, Rudy. Pembelajaran Terpad. diakses dari http://rudy-unesa.blogspot.  Com /2011 /01/ragam-model-pembelajaran-terpadu.html pada tanggal 22 Februari 2019 pukul 15.20.
Fogarty, Robin. 1991. How to integrated The Curricula. Palatine, Ilinois: IRI/ Skylight Publishing, Inc.

No comments:

Post a Comment